Alibaba Nekat Gandeng Nvidia Demi Kuasai AI Global

Alibaba baru saja bikin gebrakan besar dengan menggandeng Nvidia untuk mendorong ekspansi data center global dan meluncurkan produk AI terbaru. Padahal, aturan dari Beijing jelas-jelas melarang perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok membeli chip Nvidia. Jadi kerja sama ini bikin banyak orang bertanya-tanya: apakah ini bentuk perlawanan halus atau sekadar kerjasama software tanpa menyentuh hardware?

Alibaba Cloud menyebut bahwa mereka akan mengintegrasikan seluruh software stack AI milik Nvidia ke dalam Platform for AI (PAI). Secara teknis, ini mungkin tidak melanggar aturan larangan pembelian chip asing karena lebih fokus ke software, bukan hardware. Lagipula, Alibaba juga sudah punya chip AI buatan sendiri yang konon bisa bersaing dengan produk Nvidia.

Yang menarik, Alibaba tidak main-main dengan ekspansi globalnya. Tahun depan, mereka berencana membangun data center di Brasil, Prancis, dan Belanda, lalu disusul di Meksiko, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, dan Dubai. Ambisi ini jelas ingin memperkuat posisi Alibaba sebagai pemain utama AI global, bukan cuma raksasa e-commerce Asia.

Dari sisi geopolitik, langkah ini bisa memicu tensi baru. Di satu sisi, Nvidia tetap mendapat tempat lewat kerjasama software. Di sisi lain, kalau proyek ini jalan terus, bisa jadi Washington atau Beijing akan turun tangan karena merasa ada kepentingan yang terganggu.

Kalau dilihat dari kacamata bisnis, langkah Alibaba ini cerdas. AI sedang jadi rebutan global, dan perusahaan yang berani ekspansi cepat akan dapat keuntungan besar di masa depan. Namun, risiko politik tetap besar, terutama dengan persaingan chip antara AS dan Tiongkok. Kalau tidak hati-hati, proyek ambisius ini bisa terganjal regulasi atau bahkan jadi bahan bakar perseteruan ekonomi dua negara adidaya.