Apple makin serius memindahkan produksi iPhone dari China ke India. Dalam 12 bulan terakhir hingga Maret 2025, Apple merakit iPhone senilai $22 miliar (sekitar Rp. 370 Triliun) di India, naik hampir 60% dibanding tahun sebelumnya. Angka ini setara dengan 20% dari total produksi iPhone global Apple.
Sebagian besar iPhone yang dirakit di India ini berasal dari pabrik milik Foxconn di India Selatan. Selain itu, Tata Group yang telah akuisisi operasi Wistron dan Pegatron, juga jadi pemain penting dalam rantai pasok Apple di sana.
Menariknya, dari jumlah tersebut, sebanyak $17,4 miliar (sekitar 1,5 triliun rupee) iPhone berhasil diekspor dari India. Ini menunjukkan bagaimana Apple makin mengandalkan India untuk memenuhi pasar internasional, termasuk Amerika Serikat.
Langkah ini makin cepat setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, kembali menekan China lewat kebijakan tarif tinggi. Tapi kabar baiknya, barang elektronik seperti smartphone dan komputer termasuk iPhone buatan India kini bebas dari tarif “balasan” tersebut. Hal ini jelas menguntungkan Apple, apalagi produksi dari China masih dikenai tarif tinggi hingga 145%.
Walau begitu, Apple belum akan sepenuhnya meninggalkan China dalam waktu dekat. Dengan lebih dari 200 pemasok berbasis di China dan keahlian tenaga kerja yang tinggi, proses pindah total ke negara lain bisa makan waktu bertahun-tahun. Bahkan menurut Bloomberg, hanya untuk memindahkan 10% produksi dari China saja bisa butuh waktu delapan tahun.
Kini Apple sudah memproduksi semua tipe iPhone di India, termasuk model mahal seperti iPhone Pro berbahan titanium. Keberhasilan ini juga tak lepas dari insentif pemerintah India yang ingin menjadikan negara mereka pusat manufaktur dunia. Perdana Menteri Narendra Modi bahkan menyiapkan tambahan subsidi sebesar $2,7 miliar untuk mendukung industri komponen elektronik dan semikonduktor.
Apple sendiri kini menguasai hampir 8% pangsa pasar smartphone di India, dengan penjualan iPhone di negara tersebut mencapai hampir $8 miliar pada tahun fiskal 2024.