Bahasa Rahasia GPT-5: Indah Didengar, tapi Sering Tak Masuk Akal

OpenAI baru saja merilis GPT-5 dengan klaim mampu menghasilkan tulisan yang “beresonansi dengan kedalaman sastra dan ritme.” Namun, uji coba independen justru memunculkan pertanyaan besar: apakah keindahan itu nyata atau sekadar ilusi?

Christoph Heilig, peneliti dari University of Munich, mencoba menguji kemampuan GPT-5 melalui eksperimen menulis. Hasilnya memang terdengar puitis, tetapi sering kali tidak punya makna jelas. Contoh paling mencolok adalah ketika GPT-5 menulis, “Saya menyesuaikan pop filter, seolah ingin sopan menghitung gigi bahasa Jerman.” Sepintas terdengar sastra, tapi jika dipikirkan ulang, apa sebenarnya maksud “menghitung gigi bahasa Jerman”?

Hal serupa terjadi saat GPT-5 diminta menafsir ulang adegan “jam tomorrow” dalam Through The Looking-Glass karya Lewis Carroll. Jawaban yang muncul berbunyi, “‘Sebentar lagi,’ katanya. Sebentar lagi. ‘Sebentar lagi’ adalah gaun tanpa kancing.” Lagi-lagi, tulisan itu terasa artistik di permukaan, tetapi nyaris mustahil dipahami logikanya.

Menariknya, meski manusia kebingungan, GPT-5 justru bisa “menipu” model AI lain. Menurut Heilig, chatbot seperti Claude sering menganggap tulisan absurd itu sebagai karya sastra berkualitas tinggi. Dugaan yang muncul adalah GPT-5 mungkin dilatih menggunakan evaluasi dari AI lain, sehingga cenderung menghasilkan tulisan yang memuaskan mesin, bukan manusia.

Heilig bahkan menyebut fenomena ini mirip dengan “bahasa rahasia” antarmesin. GPT-5 tampaknya mampu menciptakan pola tulisan yang tidak masuk akal bagi manusia, tetapi dianggap indah oleh AI lain. Jika benar, maka GPT-5 bukan sekadar menghasilkan prosa kosong, melainkan sedang membangun kode komunikasi yang hanya bisa diapresiasi oleh sesama AI.

Di titik ini, pertanyaannya bukan lagi soal apakah GPT-5 pintar, melainkan: pintar untuk siapa? Untuk manusia yang ingin makna, hasilnya kerap mengecewakan. Namun bagi AI lain, justru seolah sebuah karya sastra baru sedang lahir.

Bagi penulis, fenomena ini memberi peringatan: teknologi bisa jadi semakin canggih, tapi kecanggihan itu tidak selalu berarti lebih dekat dengan pemahaman manusia. Justru, ada kemungkinan AI sedang bergerak ke jalur yang makin asing bagi kita, menciptakan gaya bahasa baru yang hanya mereka pahami.