Dalam era digital saat ini, usaha kecil dan menengah (UKM) semakin menjadi target serangan siber, termasuk ransomware dan phishing. Namun, banyak pemilik UKM masih bergantung pada nasihat keamanan yang sudah usang atau kurang efektif dalam menghadapi ancaman modern. Oleh karena itu, strategi keamanan harus berkembang sesuai dengan ancaman yang ada.
Artikel ini menyajikan langkah-langkah konkret dalam membangun program keamanan siber yang kuat bagi UKM. Kami akan membagi tanggung jawab berdasarkan peran utama dalam organisasi, dimulai dari pemimpin tertinggi hingga tim teknologi informasi (IT).
Peran CEO dalam Keamanan Siber
Keamanan siber bukan hanya masalah teknologi tetapi juga budaya dalam organisasi. CEO memiliki peran utama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesadaran dan penerapan keamanan siber dengan langkah-langkah berikut:
Membangun Budaya Keamanan
- Pastikan keamanan siber menjadi bagian dari komunikasi rutin dalam organisasi.
- Sertakan pembaruan mengenai keamanan dalam laporan berkala kepada tim.
- Tetapkan target keamanan seperti peningkatan penggunaan autentikasi multifaktor (MFA), pemutakhiran sistem, dan pencadangan data.
Menunjuk Manajer Program Keamanan
- Tidak harus dari latar belakang IT, tetapi harus bertanggung jawab atas implementasi kebijakan keamanan.
- Laporan berkala tentang kemajuan dan tantangan keamanan harus disampaikan kepada CEO.
Meninjau dan Menyetujui Rencana Tanggap Insiden (IRP)
- IRP adalah panduan tindakan sebelum, selama, dan setelah serangan siber terjadi.
- Melibatkan berbagai pemimpin dalam organisasi agar siap menghadapi insiden.
- IRP harus diperbarui setiap kuartal dan setelah setiap insiden atau “hampir terjadi” insiden keamanan.
Berpartisipasi dalam Latihan Simulasi Serangan
- Mengadakan latihan skenario serangan siber (tabletop exercises) untuk meningkatkan kesiapan.
- Memastikan seluruh tim manajemen senior berpartisipasi dalam latihan ini.
Mendukung Tim IT
- CEO harus secara aktif mendorong penerapan kebijakan keamanan seperti MFA.
- Tidak hanya mengandalkan tim IT untuk mengedukasi staf, tetapi juga ikut terlibat dalam sosialisasi dan pengawasan penerapan kebijakan keamanan.
Keamanan Teknologi: Implementasi MFA dan FIDO
Autentikasi multifaktor (MFA) adalah salah satu metode paling efektif dalam mengamankan akun bisnis. Dengan menambahkan lapisan keamanan ekstra, serangan siber menjadi lebih sulit dilakukan.
Mengapa MFA Penting?
- Mengurangi risiko akses tidak sah ke akun bisnis.
- Meningkatkan biaya serangan bagi peretas, sehingga mereka lebih sulit berhasil.
Penerapan Passkey untuk Keamanan Lebih Kuat
- Passkey adalah metode autentikasi yang lebih aman dibandingkan metode tradisional seperti SMS atau kode autentikasi.
- Passkey dapat mencegah serangan phishing dengan memastikan bahwa kredensial pengguna hanya bisa digunakan pada situs asli, bukan situs tiruan yang dibuat peretas.
- Gunakan Passkey resmi dari Google, Microsoft, Apple dan fitur Passkey resmi lainnya.
Peran Manajer Program Keamanan
Manajer Program Keamanan bertanggung jawab untuk mengarahkan elemen-elemen dalam program keamanan, memberikan laporan kepada CEO mengenai kemajuan dan tantangan, serta memberikan rekomendasi kebijakan keamanan. Berikut adalah tugas utama Manajer Program Keamanan:
Pelatihan Karyawan
- Semua staf harus mendapatkan pelatihan formal tentang pentingnya keamanan siber.
- Pelatihan mencakup aktivasi MFA, pembaruan perangkat lunak, serta cara mengenali dan menghindari serangan phishing.
- Memberikan panduan tentang bagaimana cara melaporkan aktivitas mencurigakan.
Menulis dan Memelihara Rencana Tanggap Insiden (RTI)
- RTI harus menjelaskan langkah-langkah sebelum, selama, dan setelah serangan siber terjadi.
- Mencakup peran dan tanggung jawab setiap bagian organisasi.
- Pastikan IRP mendapatkan persetujuan resmi dari CEO dan pemimpin organisasi lainnya.
Mengadakan Latihan Simulasi Serangan (LSS)
- LSS adalah simulasi peristiwa serangan siber untuk menguji kesiapan organisasi.
- Contoh skenario: seorang karyawan menemukan laptopnya terkena ransomware.
Memastikan Kepatuhan MFA
- Mengawasi kepatuhan karyawan terhadap penggunaan MFA.
- Memastikan semua akun penting, terutama email, telah diamankan dengan MFA.
Mencapai Tingkat Keamanan Tertinggi
Kebanyakan saran keamanan siber hanya mengasumsikan bahwa Anda akan membuat perubahan kecil dalam infrastruktur IT. Namun, bagaimana jika Anda bisa merombak infrastruktur IT secara menyeluruh untuk meminimalkan risiko serangan? Beberapa organisasi telah mengambil langkah lebih agresif dalam mengurangi risiko keamanan mereka, termasuk hampir menghilangkan kemungkinan serangan phishing.
Migrasi dari Layanan On-Premises ke Cloud
- Menghilangkan layanan yang di-hosting di kantor, seperti email dan penyimpanan file lokal.
- Layanan on-prem membutuhkan keahlian dan waktu yang banyak untuk menjaga keamanannya.
- Beralih ke layanan cloud yang aman seperti Google Workspace atau Microsoft 365, yang dikelola oleh tim keamanan kelas dunia.
Menggunakan Perangkat yang “Secure by Design”
- Beberapa organisasi telah beralih ke perangkat seperti Chromebooks dan iPads karena lebih aman secara desain.
- Perangkat ini memiliki keamanan bawaan yang lebih ketat dibandingkan sistem operasi tradisional.
- Dengan data yang tersimpan di layanan cloud yang aman, dampak serangan ransomware dapat dikurangi secara signifikan.
Keamanan siber bukan hanya tanggung jawab tim IT, tetapi memerlukan komitmen dari seluruh organisasi. Dengan langkah-langkah ini, UKM dapat membangun pertahanan yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan keamanan di masa depan.