Teknologi terus berkembang, dan Bitcoin tengah menghadapi ancaman terbesar sejak pertama kali diciptakan 16 tahun lalu. Dalam 5 tahun ke depan, apabila Bitcoin tidak segera meningkatkan teknologi kriptografinya, keamanannya dapat jebol akibat serangan komputer quantum.
Ini bukan masalah sepele. Komputer quantum nantinya dapat menembus enkripsi yang melindungi kunci privat Bitcoin. Jika terjadi, sekitar 6,2 juta koin yang masih menggunakan teknologi pay-to-public-key (P2PK) dapat dicuri, dan kepercayaan terhadap Bitcoin dapat runtuh seketika.
Bahkan BlackRock, institusi keuangan terbesar di dunia, turut menyadari risiko ini dan menyebut ancaman quantum computing terhadap Bitcoin harus segera diantisipasi sebelum terlambat. Perusahaan teknologi, pemerintah, dan ahli tengah mencari solusi, mulai dari pendekatan hybrid, teknologi pasca-quantum, hingga hard fork, demi menjaga keamanan dan integritas jaringan Bitcoin.
Sayangnya, proses perbaikan bukan hal mudah. Komunitas Bitcoin, yang memang cenderung konservatif dan lambat, masih bergelut mencari pendekatan yang paling tepat. Menurut David Carvalho, pendiri Naoris Protocol, jika Bitcoin terlambat bertindak, Q-Day, saat komputer quantum mampu meretas enkripsinya dapat terjadi lebih cepat dari yang dibayangkan.
Ini bukan masalah teknologi saja, tapi juga masalah keseriusan dan kesigapan komunitas Bitcoin demi menjaga masa depannya. Tanpa perbaikan, 16 tahun kepercayaan yang dibangun dapat lenyap seketika.