Siapa sangka aplikasi penghitung kalori yang sedang viral ini ternyata dibuat oleh dua anak muda berusia 18 tahun? Ya, Cal AI, aplikasi berbasis AI yang membantu pengguna menghitung kalori hanya dengan mengambil foto makanan, kini telah diunduh lebih dari 5 juta kali sejak diluncurkan pada Mei lalu.
Dibangun oleh Anak SMA, Laris Manis di Pasaran
Zach Yadegari dan Henry Langmack, dua anak muda yang baru saja lulus SMA, adalah otak di balik kesuksesan Cal AI. Dalam waktu kurang dari setahun, aplikasi ini telah menghasilkan pendapatan lebih dari $2 juta (sekitar Rp. 32 Miliar) hanya dalam satu bulan! Meskipun angka ini belum bisa dikonfirmasi secara independen, faktanya Cal AI mendapat rating 4.8 di App Store dan Google Play, dengan puluhan ribu ulasan positif.
Konsepnya simpel: ambil foto makanan yang akan dimakan, dan biarkan AI bekerja mencatat jumlah kalori dan nutrisi di dalamnya. Meskipun fitur serupa sudah ada di aplikasi lain seperti MyFitnessPal dan SnapCalorie, keunggulan Cal AI terletak pada penggunaan model AI terbaru yang membuatnya lebih akurat dalam mengenali makanan.
Dari “Hacker House” ke Bisnis Jutaan Dolar
Perjalanan Yadegari dan Langmack dalam membangun startup ini penuh cerita menarik. Yadegari sendiri sudah jago ngoding sejak SMP dan bahkan pernah menjual bisnis pertamanya seharga $100.000 saat masih berusia 16 tahun. Ia membuat website bernama “Totally Science,” yang memungkinkan siswa mengakses game meskipun diblokir oleh sekolah. Trik cerdiknya? Nama “Totally Science” membuat website ini terlihat seperti situs edukasi!
Setelah sukses dengan bisnis pertama, Yadegari dan Langmack pun mencari ide baru dan akhirnya memutuskan untuk membangun Cal AI. Demi mewujudkan mimpi ini, mereka pindah ke San Francisco dan tinggal di “hacker house,” tempat di mana para programmer dan startup founder berkumpul untuk bekerja tanpa henti. Tidur di lantai dan bekerja 24/7 menjadi rutinitas mereka.
Keputusan Tak Biasa: Kuliah atau Jadi Pengusaha?
Biasanya, banyak anak muda berbakat yang memilih keluar dari kuliah demi mengejar bisnis teknologi. Namun, Yadegari justru berpikir sebaliknya. Setelah merasakan kehidupan intens di dunia startup, ia menyadari bahwa dirinya ingin kuliah. Meski belum menentukan universitas mana yang akan dipilih, ia tetap menjalankan perusahaannya bersama Langmack dan tim kecil mereka yang kini terdiri dari delapan orang, termasuk developer, desainer, dan manajer media sosial.
Masa Depan Cal AI
Dengan teknologi yang terus berkembang dan semakin banyak orang yang peduli dengan kesehatan, masa depan Cal AI tampaknya sangat cerah. Kombinasi AI canggih dan kebutuhan pengguna yang terus meningkat membuat aplikasi ini punya peluang besar untuk menjadi pemimpin di pasar aplikasi kesehatan.
Dari anak SMA hingga pengusaha sukses, perjalanan Yadegari dan Langmack membuktikan bahwa usia bukanlah batasan untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa. Siapa tahu, di masa depan kita akan melihat lebih banyak inovasi dari duo muda berbakat ini!