Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa hampir tiga dari empat CEO di dunia merasa khawatir akan kehilangan pekerjaan mereka jika teknologi kecerdasan buatan (AI) tidak dapat memberikan profit bisnis yang signifikan. Survei tersebut melibatkan lebih dari 500 CEO dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman untuk melihat dampak AI terhadap kepemimpinan.
Menurut laporan tersebut, 74% CEO khawatir akan kehilangan pekerjaan dalam waktu dua tahun jika mereka gagal menghasilkan profit atau keuntungan bisnis dari penerapan AI. Selain itu, 70% lainnya percaya bahwa strategi AI yang gagal atau krisis yang disebabkan oleh AI bisa membuat CEO lain kehilangan posisi mereka pada akhir tahun 2025.
Tekanan untuk Mendapatkan Hasil dari AI
Tekanan untuk mendapatkan hasil dari AI semakin besar, terutama karena banyak laporan yang mengingatkan bahwa manfaat dari teknologi ini tidak akan datang dengan cepat. Menurut sebuah laporkan pada 2024, para eksekutif menghadapi tantangan besar dalam membuktikan dan merealisasikan nilai dari generative AI, yang menyebabkan setidaknya 30% dari proyek-proyek ini terhenti pada akhir 2025.
Banyak organisasi kini berada di “jurang kekecewaan” setelah melewati puncak “ekspektasi yang berlebihan” terhadap AI. “Kami berpikir AI ini revolusioner, tetapi ternyata lebih sulit dan lebih mahal untuk diimplementasikan daripada yang diperkirakan, dan tidak dapat diterapkan di semua area seperti yang kami kira,” katanya.
Kekhawatiran Lebih dari Sekadar Kepemimpinan
Namun, kekhawatiran para CEO tentang penerapan AI ternyata tidak hanya terkait dengan peran mereka dalam organisasi. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa delapan dari sepuluh CEO juga khawatir bahwa penerapan AI bisa berdampak buruk bagi karyawan atau pelanggan mereka, yang menunjukkan kurangnya rasa percaya diri dalam eksekusi AI.
Para CEO kini melihat setiap keputusan terkait AI sebagai “taruhan besar.” “Satu-satunya cara untuk menjadikan AI sebagai keuntungan jangka panjang adalah dengan mengendalikan dan mengatur lebih ketat — tidak hanya untuk perusahaan yang mereka pimpin, tetapi juga untuk peran mereka sebagai pemimpin di dunia yang semakin didominasi oleh AI.
Peran AI yang Meningkat dalam Kepemimpinan
Meskipun ada kekhawatiran, 68% CEO kini terlibat dalam lebih dari setengah keputusan terkait AI di perusahaan mereka. Bahkan, semakin banyak CEO yang mempercayai kemampuan AI, dengan 91% di antaranya mengakui bahwa AI bisa memberikan nasihat yang setara atau bahkan lebih baik daripada anggota dewan manusia. Sementara 89% lainnya merasa bahwa AI dapat mengembangkan rencana strategis yang setara atau lebih baik daripada anggota tim eksekutif mereka.
Laporan ini juga menunjukkan pengaruh AI yang semakin besar dalam kepemimpinan, setelah survei di kalangan eksekutif di Amerika menemukan bahwa 44% dari mereka akan mengubah keputusan yang sudah direncanakan berdasarkan wawasan dari AI. Bahkan, 38% mengakui bahwa mereka mempercayai AI untuk membuat keputusan bisnis atas nama mereka.
Kepercayaan pada Tata Kelola AI
Meskipun ada ketergantungan yang semakin besar pada AI, CEO juga menunjukkan rasa percaya diri terhadap kerangka tata kelola AI di perusahaan mereka. Sekitar 80% CEO merasa yakin dengan kemampuan perusahaan mereka untuk mengatur akses data dan privasi dalam penggunaan AI. Membangun kerangka tata kelola AI yang kuat sangat penting untuk mengatur pengembangan, penerapan, dan penggunaan teknologi ini. Mereka juga mengingatkan bahwa untuk membangun kerangka tata kelola yang efektif, perusahaan harus:
- Menilai kebutuhan organisasi
- Menangani data sensitif dengan hati-hati dan aman
- Memahami standar hukum dan kepatuhan yang berlaku
- Menjaga transparansi dan menjelaskan bagaimana sistem AI membuat keputusan
- Menugaskan peran dan tanggung jawab ketika sistem AI bermasalah
- Membangun kebijakan pengelolaan data dan tim pengawasan
- Terus memantau dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi AI
Dengan demikian, meskipun AI menawarkan banyak peluang, tantangan besar masih ada, terutama dalam hal penerapan yang efektif dan pengelolaan risiko yang ditimbulkan.