Pemerintah Tiongkok meluncurkan kampanye baru untuk menekan penyebaran konten pesimistis dan penuh keputusasaan di dunia maya. Melalui Administrasi Dunia Maya China (Cyberspace Administration of China/CAC), kampanye ini bertujuan menciptakan ruang digital yang dianggap lebih “beradab dan rasional.”
Langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya rasa frustrasi masyarakat, terutama kalangan muda, akibat perlambatan ekonomi, krisis properti, dan sulitnya mencari pekerjaan. Ungkapan seperti “belajar itu tidak berguna” atau “kerja keras tidak ada hasilnya” menjadi sasaran utama pemerintah yang menilai pesan-pesan semacam itu dapat memperburuk moral publik.
Pemerintah juga menindak sejumlah influencer dan platform media sosial besar seperti Xiaohongshu, Weibo, dan Kuaishou. Mereka dinilai gagal membatasi konten “negatif” dan “tidak sehat” yang dianggap memperkeruh suasana. Beberapa tokoh daring terkenal seperti Hu Chenfeng dan Zhang Xuefeng bahkan telah dibatasi atau dihapus akun mereka tanpa penjelasan jelas dari pihak berwenang.
Hu Chenfeng, misalnya, sempat viral karena komentarnya yang membandingkan orang menjadi “Apple” dan “Android,” yang kemudian dianggap menimbulkan perpecahan sosial. Sementara Zhang Xuefeng, seorang tutor populer, disebut diblokir setelah banyak menyinggung soal realitas keras dunia pendidikan dan pekerjaan di Tiongkok.
Para pengamat menilai kebijakan ini mencerminkan kekhawatiran pemerintah terhadap meningkatnya pesimisme di kalangan muda. Menurut Dr. Simon Sihang Luo dari Nanyang Technological University, ekspresi keputusasaan di media sosial tidak selalu berarti penolakan terhadap kehidupan sosial, tetapi bisa menjadi cara bagi masyarakat untuk melepaskan tekanan. Namun, membatasi ekspresi tersebut justru bisa memperburuk kondisi mental kolektif.
Kampanye ini menunjukkan keinginan Beijing untuk mempertahankan citra positif di dunia maya, meskipun banyak pihak menilai bahwa menekan ekspresi pesimis tidak akan menghapus akar permasalahan sosial seperti ekonomi yang lesu, pasar kerja yang kompetitif, dan angka kelahiran yang menurun drastis.