Perkembangan kecerdasan buatan (AI) kini melaju sangat cepat dan mulai mengubah dunia kerja secara drastis. Diperkirakan sekitar 60% pekerjaan yang ada saat ini akan mengalami perubahan besar karena otomatisasi dan sistem cerdas. Bahkan, hingga 300 juta pekerjaan berpotensi tergantikan AI secara global.
Beberapa jenis pekerjaan diprediksi akan hilang lebih cepat daripada yang lain. Pekerjaan yang melibatkan tugas-tugas berulang dan administratif seperti entri data, penjadwalan, dan layanan pelanggan kini sudah mulai digantikan oleh chatbot dan alat otomatisasi lainnya. Akurasi dan kemampuan AI untuk bekerja tanpa lelah membuat pekerjaan seperti pembukuan, pemodelan keuangan, dan analisis data dasar juga berada di ambang perubahan besar.
Di sektor hukum, tugas seperti riset, penulisan kontrak, dan pekerjaan paralegal semakin terancam oleh AI yang bisa menganalisis dokumen dengan akurasi tinggi. Begitu pula di dunia media, pekerjaan seperti desain grafis, penulisan iklan, dan jurnalisme dasar mulai digantikan oleh platform kecerdasan buatan yang mampu memproduksi konten dalam jumlah besar.
Namun, tidak semua pekerjaan mudah tergantikan. Pekerjaan yang membutuhkan empati, kreativitas tinggi, dan pengambilan keputusan strategis diperkirakan akan bertahan lebih lama. Contohnya adalah perawat, guru, psikolog, pekerja sosial, dan manajer tingkat atas.
AI diperkirakan akan mendominasi tugas-tugas rutin dalam 10 hingga 30 tahun ke depan. Untuk tetap relevan, pekerja disarankan mengasah kemampuan berpikir kritis, memahami teknologi digital, dan mempertimbangkan sektor-sektor seperti pendidikan, kesehatan, atau keamanan siber yang lebih tahan terhadap otomatisasi.
Kendati perubahan ini membawa tantangan besar, AI juga membuka peluang baru—terutama bagi mereka yang bersedia belajar ulang dan beradaptasi.