Tagihan listrik di Amerika Serikat terus meningkat, dan kini semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa pusat data milik raksasa teknologi seperti Amazon, Google, Microsoft, dan Meta ikut menyumbang beban. Sejumlah negara bagian mulai mencari cara agar biaya besar untuk memberi pasokan listrik ke pusat data tidak sepenuhnya dibebankan kepada rumah tangga dan bisnis kecil.
Meski dampak pastinya sulit diukur, data center diketahui mengonsumsi listrik dalam jumlah sangat besar. Beberapa bahkan memakai daya lebih banyak daripada kota berpenduduk ratusan ribu orang. Akibatnya, pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi baru meningkat pesat, dengan biaya yang biasanya dibagi rata ke semua pelanggan.
Menurut Ari Peskoe dari Harvard University, sebagian infrastruktur listrik senilai miliaran dolar dibangun hanya untuk melayani segelintir pelanggan superbesar yang kebetulan adalah perusahaan terkaya di dunia.
Beberapa pejabat menganggap data center bukan satu-satunya penyebab lonjakan tagihan. Mereka menunjuk pada faktor lain seperti pasokan listrik yang ketat dan biaya peralatan yang meningkat karena cuaca ekstrem. Namun, laporan terbaru dari Wood Mackenzie dan Monitoring Analytics menunjukkan data center berkontribusi signifikan pada kenaikan biaya listrik, bahkan mencapai miliaran dolar per tahun.
Negara-negara bagian mulai bergerak. Oregon baru saja mengesahkan undang-undang yang memerintahkan regulator menetapkan tarif listrik khusus untuk data center. New Jersey juga akan mengkaji apakah pelanggan umum dibebani biaya tidak wajar akibat koneksi ke pusat data. Sementara itu, Pennsylvania sedang menyiapkan model tarif agar data center membayar porsi yang adil untuk peningkatan jaringan transmisi.
Meski begitu, perlindungan konsumen masih diragukan. Beberapa undang-undang memungkinkan tarif khusus untuk pelanggan besar dirahasiakan, sehingga sulit memastikan apakah mereka benar-benar menanggung biaya sesuai penggunaan. Bagi banyak pihak, tantangannya adalah memastikan perkembangan teknologi dan pusat data tidak membuat masyarakat umum menanggung tagihan yang seharusnya dibayar oleh perusahaan teknologi besar.