Tiga tahun lalu, Elon Musk pernah membuat heboh dengan cuitannya bahwa 90 persen balasan di Twitternya adalah akun bot. Pernyataan ini menjadi salah satu alasan utama ketika ia membeli Twitter (sekarang X). Masalah bot ternyata tidak berhenti, bahkan Sam Altman, CEO OpenAI, ikut mengomentarinya. Ia mengaku mulai percaya bahwa semakin banyak akun di X yang dijalankan oleh AI.
Komentar Altman memicu perbincangan tentang apa itu dead internet theory. Teori ini menyebutkan bahwa semakin banyak konten di internet yang sebenarnya bukan dibuat manusia, melainkan mesin. Mulai dari artikel berita, postingan di media sosial, hingga komentar yang kita baca setiap hari. Teori ini juga menyebutkan bahwa algoritma memperkuat konten tersebut sehingga interaksi antar manusia semakin berkurang.
Awalnya, teori ini terdengar seperti teori konspirasi. Namun, sejak dibahas oleh media seperti The Atlantic pada 2021 dan diperkuat pernyataan Musk saat membeli Twitter pada 2022, banyak orang mulai melihatnya serius. Apalagi, bot sudah lama menjadi masalah di internet — mulai dari SEO hitam, kampanye disinformasi, hingga kejahatan siber.
Masuknya AI membuat teori ini terasa semakin nyata. Kini kita melihat banjir konten murahan berbasis AI atau yang disebut AI slop: meme gambar buatan AI, video hewan atau selebritas palsu, bahkan komentar dan like yang berasal dari bot. Akibatnya, internet terasa seperti dipenuhi “zombie” yang tidak lagi dikendalikan manusia.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah kita masih benar-benar berinteraksi dengan manusia saat online? Melihat meningkatnya bot di berbagai platform, mungkin sudah saatnya teori ini tidak dianggap sekadar teori konspirasi lagi.
Inovasi Teknologi untuk Mengatasi Masalah:
- Verifikasi Identitas Berbasis Blockchain – Startup bisa membuat layanan identitas digital terdesentralisasi yang memastikan hanya akun manusia asli yang mendapat tanda verifikasi, tanpa mengorbankan privasi.
- AI Detektor Konten Otomatis – Startup keamanan siber dapat mengembangkan API yang bisa diintegrasikan platform media sosial untuk mendeteksi postingan, komentar, dan pesan yang dihasilkan AI.
- Ekstensi Browser Anti-Bot – Peluang bagi startup untuk membuat plugin browser yang menandai akun mencurigakan atau bot, memberi pengguna kontrol penuh atas siapa yang mereka lihat dan ajak berinteraksi.
- Platform Sosial Berbasis Komunitas – Startup bisa menciptakan media sosial baru yang algoritmanya tidak hanya mengutamakan engagement, tetapi juga kualitas dan verifikasi konten manusia.
- AI Pendamping Personal – Startup AI dapat menciptakan asisten digital yang menyaring berita, komentar, dan video untuk mengurangi paparan konten murahan dan spam, sekaligus memberi rekomendasi konten yang lebih sehat.
- Marketplace Anti-AI Slop – Startup konten bisa membuat platform yang hanya menampilkan karya kreator manusia, mempromosikan kreativitas asli di tengah banjir konten otomatis.
Masalah internet yang “dipenuhi bot” bukan hanya tantangan, tetapi peluang emas bagi startup teknologi. Siapa pun yang mampu menghadirkan solusi praktis — mulai dari verifikasi identitas hingga kurasi konten manusia asli — berpotensi menjadi pemain besar berikutnya di dunia digital. Jika inovasi ini diterapkan, internet dapat kembali menjadi tempat interaksi yang autentik dan sehat.