Pernah dengar aplikasi AI asal China yang mengalahkan ChatGPT? Namanya DeepSeek, dan sekarang jadi aplikasi gratis terpopuler di Apple App Store untuk AS, Inggris, dan China. Ini bikin banyak orang kaget, karena selama ini Amerika dianggap sebagai raja AI.
DeepSeek ini pakai model AI DeepSeek-V3 yang katanya dibuat dengan biaya kurang dari Rp. 1 Triliun, jauh lebih murah dibandingkan miliaran dolar yang dihabiskan pendahulunya seperti ChatGPT dan Google Gemini. Gila, kan? Bahkan, model baru mereka, DeepSeek-R1, dibilang punya performa mirip sama model terbaru OpenAI.
Kok Bisa Murah?
Karena AS membatasi ekspor chip canggih ke China, para programmer DeepSeek jadi super kreatif. Mereka bikin model AI yang butuh daya komputasi lebih kecil, jadi biayanya juga lebih hemat. Hal itulah yang membuat saham perusahaan AI besar kayak Nvidia (NVDA), Microsoft (MSFT), dan Meta mengalami penurunan. Bahkan, saham perusahaan teknologi besar di Eropa juga kena imbasnya. Menurut analis pasar, model AI murah buatan China ini bikin investor waswas, apalagi setelah perusahaan-perusahaan besar sudah keluarin duit banyak buat infrastruktur AI mahal.
Siapa di Balik DeepSeek?
DeepSeek didirikan oleh Liang Wenfeng di Hangzhou, China, tahun 2023. Dia ini lulusan teknik elektronik dan sebelumnya punya perusahaan hedge fund yang jadi pendukung DeepSeek. Kabarnya, Liang sempat mengumpulkan puluhan ribu chip Nvidia A100 sebelum dilarang diekspor ke China. Dengan chip itu, dia mengombinasikannya dengan chip murah yang masih boleh diimpor. Liang sendiri nggak menyangka kalau harga murah dari model AI-nya bakal bikin heboh. Katanya, “Kita cuma hitung biaya dan pasang harga sesuai itu.”
Masa Depan AI China
Meski DeepSeek bikin gebrakan, pengembang AI di China masih punya tantangan besar. Tanpa akses ke chip canggih dari AS, mereka mungkin bakal kesulitan bersaing jangka panjang. Tapi satu hal yang jelas, DeepSeek udah jadi bukti kalau inovasi bisa muncul dari mana aja, dan nggak harus mahal.