Startup AI asal China, DeepSeek, lagi jadi sorotan dunia! CEO Google, Sundar Pichai, bahkan mengakui kalau DeepSeek telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam bidang kecerdasan buatan. Menurutnya, AI memang bersifat global, dan persaingan di industri ini semakin ketat. Pichai tetap optimistis bahwa perusahaan induknya, Alphabet, akan tetap menjadi pemain utama dalam industri AI, meskipun harus bersaing dengan banyak pihak, termasuk DeepSeek.
Dampak ke Nvidia: Saham Anjlok!
Sementara itu, kehadiran DeepSeek juga bikin geger dunia investasi. Nvidia, yang selama ini mendominasi pasar chip AI, mengalami pukulan telak setelah DeepSeek mengklaim punya teknologi yang lebih murah tapi tetap berkinerja tinggi. Hasilnya? Saham Nvidia langsung anjlok 17% dalam sehari, menghapus nilai pasar sebesar $590 miliar! Meski beberapa hari kemudian sahamnya mulai naik lagi, tetap saja masih berada 12% di bawah rekor tertingginya pada Januari 2025.
China Ingin Lepas dari Ketergantungan pada Nvidia
Keberhasilan DeepSeek juga memicu gelombang perubahan besar di industri teknologi China. Banyak pengembang chip dalam negeri mulai beralih dari ekosistem CUDA milik Nvidia dan mendukung model AI dari DeepSeek. Ini adalah langkah strategis China untuk mengurangi ketergantungan terhadap teknologi AS dan mempercepat inovasi dalam negeri.
Siapa di Balik DeepSeek?
Menariknya, pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, bukanlah orang baru di dunia keuangan dan teknologi. Sebelum mendirikan DeepSeek, ia menjalankan perusahaan kuantitatif bernama High-Flyer Quant, yang sempat dikaitkan dengan kejatuhan pasar saham China pada 2022. Namun, siapa sangka, beberapa tahun kemudian, inovasi dari perusahaan spin-off-nya justru menggemparkan industri AI global.
Dengan model AI canggih seperti V3 dan R1 yang menyaingi OpenAI dengan harga lebih murah, DeepSeek telah mengubah peta persaingan AI dunia. Kini, semua mata tertuju pada startup asal China ini. Apakah DeepSeek akan menjadi ancaman besar bagi raksasa teknologi AS? Kita tunggu kelanjutannya.