El Salvador baru saja mengubah aturan soal Bitcoin supaya bisa dapat hutang Rp. 22 Triliun dari IMF (International Monetary Fund). Perubahan ini bikin bisnis nggak wajib lagi menerima pembayaran pakai Bitcoin, dan pajak juga nggak bisa dibayar pakai mata uang kripto itu.
Jadi, meskipun Bitcoin masih diakui di negara ini, penggunaannya lebih fleksibel. Awalnya, sejak 2021, semua bisnis di El Salvador harus menerima Bitcoin, tapi kenyataannya, nggak banyak yang benar-benar pakai. Dari yang menerima, 88% langsung menukar Bitcoin ke uang tunai. Makanya, aturan ini diubah supaya ekonomi tetap stabil dan lebih banyak bisnis nyaman beroperasi.
Meski begitu, komunitas kripto tetap mengapresiasi langkah El Salvador dalam dunia digital asset. Presiden Nayib Bukele dianggap sebagai pionir dalam dunia kripto karena bukan cuma melegalkan Bitcoin, tapi juga bikin regulasi yang mendukung tokenisasi aset.
El Salvador juga terus menambah jumlah Bitcoin yang mereka simpan, terutama saat harga turun. Saat ini, mereka punya sekitar 6.053 BTC (sekitar Rp. 10 Triliun). Jadi, walaupun aturan soal Bitcoin diubah, El Salvador tetap jadi negara yang berani bertaruh di dunia kripto.