Era AI Masuk Laptop dan Tempat Kerja Kita

AI kini tidak hanya hadir di ponsel atau internet, tapi mulai masuk langsung ke perangkat kerja seperti PC dan laptop. Perkembangan ini memberi dampak besar pada cara manusia bekerja, mirip dengan revolusi internet, perangkat mobile, dan komputasi awan beberapa tahun lalu.

Investasi besar untuk infrastruktur AI

Penelitian terbaru dari Cisco menunjukkan sembilan dari sepuluh perusahaan kini meningkatkan investasi jaringan komputer agar mampu menangani beban kerja AI yang semakin berat. Bahkan, 71 persen perusahaan mengaku kapasitas pusat data mereka sudah tidak memadai. Sekitar 88 persen kini berusaha menambah kapasitas, baik melalui infrastruktur lokal maupun cloud.

Namun kehadiran AI bukan berarti manusia akan tergantikan sepenuhnya.

AI bantu kerja, bukan menggantikan manusia

Penelitian dari University of Chicago dan University of Copenhagen menunjukkan teknologi AI generatif tidak memberi dampak signifikan pada jam kerja atau pendapatan dari 11 profesi yang diteliti. Para peneliti menyimpulkan bahwa kekhawatiran soal AI yang akan mengambil alih semua pekerjaan masih terlalu berlebihan.

Menurut Anurag Dhingra dari Cisco, AI memang mampu bekerja cepat seperti manusia tetapi tetap tidak bisa menggantikan kreativitas dan intuisi manusia. Semakin banyak otomatisasi, kebutuhan interaksi manusia justru makin penting. Diskusi, kolaborasi, dan pemecahan masalah kompleks masih membutuhkan sentuhan manusia.

Kolaborasi manusia dan AI sudah mulai terlihat pada berbagai sektor. Contohnya, tim logistik manufaktur menggunakan agen AI untuk menganalisis data dan mengurangi keterlambatan pengiriman. Tim pemasaran menggunakan AI untuk mempercepat pembuatan kampanye, sementara retailer memanfaatkan AI untuk menentukan stok barang yang tepat.

Fondasi utama: jaringan digital

Untuk mewujudkan kolaborasi real time antara manusia dan AI, perusahaan membutuhkan infrastruktur digital yang kuat. Jaringan internet menjadi bagian terpenting karena harus mampu menangani lalu lintas data berskala besar dengan koneksi stabil dan latensi rendah.

Jika jaringan tidak memadai, koneksi yang terputus, delay, atau pengalaman buruk akan menjadi hambatan besar dalam pemanfaatan AI.

Untuk penggunaan manusia, koneksi harus cepat dan stabil agar rapat online, akses file, hingga aplikasi cloud berjalan mulus. Namun untuk AI, tuntutannya jauh lebih tinggi karena agen perangkat lunak bekerja dan berkomunikasi dalam kecepatan mesin.

Cisco kini mengembangkan teknologi AgenticOps yang dapat memantau, mendiagnosis, dan memperbaiki masalah jaringan secara otomatis sehingga tim IT tidak hanya berfokus pada perbaikan, tetapi pada inovasi.

Menuju era pekerjaan baru

Dhingra memprediksi dunia kerja sedang menuju fase baru yang menggabungkan pekerja manusia dengan pekerja digital seperti software agent dan AI embodied, yaitu robot AI dengan bentuk fisik. Semua ini membutuhkan jaringan yang cerdas, adaptif, dan mampu memprediksi serta mencegah gangguan sebelum terjadi.

Seperti halnya internet, perangkat mobile, dan cloud yang mengubah cara kita bekerja, AI kini membawa gelombang perubahan berikutnya. Infrastruktur digital menjadi kunci untuk memungkinkan transformasi tersebut berjalan sukses.