Google lagi-lagi unjuk gigi di dunia AI! Kali ini, raksasa teknologi itu mengumumkan sederet pembaruan keren untuk layanan cloud-nya, Vertex AI. Di acara Cloud Next yang digelar Rabu lalu, Google memperkenalkan model-model AI generatif terbarunya yang bisa bikin musik, video, gambar, sampai meniru suara manusia. Semua ini dirancang khusus buat para pengguna bisnis yang pengen tampil beda dan makin kreatif.
Salah satu bintang utama adalah Lyria, model AI yang bisa bikin lagu dari teks! Yup, kamu cukup ketik deskripsi lagu yang diinginkan, dan Lyria bakal bikin musik dengan gaya yang kamu mau—mulai dari jazz, lo-fi, sampai musik eksperimental. Saat ini Lyria masih dalam tahap preview untuk pelanggan tertentu, tapi ini jelas jadi alternatif menarik dari stok musik gratis yang biasa kita temuin.
Lalu ada Veo 2, si jagoan pembuat video. Model ini sekarang bisa edit video makin canggih: hapus background, ubah logo, bahkan bisa ubah orientasi video dari landscape ke portrait. Serunya lagi, kamu bisa atur sudut kamera dan bikin efek time-lapse atau gaya drone. Fitur-fiturnya masih dalam tahap preview, tapi potensinya gede banget buat content creator dan brand.
Nah, buat urusan suara, Google juga nggak mau kalah. Chirp 3, model pemrosesan audio terbaru mereka, bisa memahami dan menirukan suara dalam 35 bahasa! Ada fitur Instant Custom Voice yang bisa kloning suara hanya dari 10 detik rekaman. Tapi tenang, Google menerapkan sistem izin ketat biar nggak disalahgunakan.
Chirp 3 juga mendukung fitur transkripsi baru bernama Transcription with Diarization. Fitur ini bisa membedakan dan mengenali suara tiap orang dalam satu rekaman. Cocok banget buat meeting, podcast, atau wawancara.
Terakhir, ada Imagen 3 yang makin pintar bikin dan memperbaiki gambar. Sekarang dia bisa hapus objek, isi bagian gambar yang rusak atau hilang, dan hasilnya diklaim jauh lebih bagus dari versi sebelumnya.
Oh ya, semua media yang dihasilkan dari Lyria, Veo, dan Imagen diberi watermark digital pakai teknologi SynthID dari Google. Ini buat mencegah penyalahgunaan. Tapi untuk model Chirp, watermark ini belum diterapkan.
Meskipun banyak yang kagum, tetap ada kontroversi soal data pelatihan model AI ini. Google sendiri nggak ngasih tahu secara spesifik data apa aja yang dipakai buat ngelatih model mereka. Tapi mereka bilang udah nyiapin mekanisme opt-out dan kebijakan perlindungan hukum buat pelanggan mereka. Singkatnya, Google makin serius menjadikan AI sebagai senjata utama di dunia bisnis digital. Kita tinggal tunggu gimana perusahaan-perusahaan kreatif bakal manfaatin teknologi ini ke depannya.