Google sempat berada di titik rawan. Dominasi yang selama dua dekade menjadikannya “gerbang internet” mulai dipertanyakan, seiring perubahan perilaku pengguna dari pencarian tradisional menuju aplikasi berbasis kecerdasan buatan. Namun, keputusan internal perusahaan untuk mempromosikan satu eksekutif AI dinilai menjadi titik balik penting dalam menjaga posisi Google di peta persaingan teknologi global.
Nama Josh Woodward mungkin tidak setenar para pendiri startup AI papan atas. Namun di dalam Google, perannya kini berada di jantung strategi perusahaan. Eksekutif berusia 42 tahun itu dipercaya memimpin aplikasi Gemini, produk AI andalan Google, di saat tekanan dari para pesaing seperti OpenAI dan Anthropic semakin kuat.
Promosi Woodward terjadi pada April lalu, ketika situasi Google di bidang AI dinilai genting. Saham Alphabet sempat anjlok tajam pada kuartal pertama, memicu kekhawatiran bahwa Google mulai kehilangan statusnya sebagai pusat aktivitas daring pengguna. Pergeseran ini dipicu oleh popularitas chatbot dan aplikasi AI generatif yang menawarkan cara baru dalam mencari informasi, membuat konten, hingga berbelanja.
Sebagai kepala Google Labs sekaligus pemimpin Gemini, Woodward memegang peran ganda yang krusial. Ia tidak hanya bertugas mempercepat inovasi, tetapi juga memastikan pengguna tetap berada dalam ekosistem Google, mulai dari chatbot, pencarian visual, hingga layanan belanja berbasis AI.
Hasilnya mulai terlihat dalam hitungan bulan. Salah satu terobosan terbesar datang dari fitur pembuat gambar bernama Nano Banana, yang memungkinkan pengguna menggabungkan beberapa foto menjadi figur digital personal. Popularitas fitur ini melonjak drastis, bahkan sempat membebani infrastruktur Google hingga perusahaan harus membatasi penggunaan sementara.
Pada akhir September, aplikasi Gemini mencatat lebih dari lima miliar gambar yang dihasilkan pengguna dan berhasil menyalip ChatGPT di puncak App Store Apple. Fitur Nano Banana pun mulai diintegrasikan ke berbagai produk lain seperti Google Lens dan Circle to Search, memperluas dampaknya di seluruh layanan Google.
Momentum tersebut ikut mengubah sentimen pasar. Setelah awal tahun yang berat, saham Alphabet justru melesat tajam dan menjadi salah satu yang berkinerja terbaik di antara perusahaan teknologi raksasa. Jumlah pengguna aktif bulanan Gemini melonjak signifikan, sementara fitur AI Overviews kini digunakan oleh miliaran pengguna setiap bulan.
Namun, laju cepat ini datang bersama tantangan besar. Woodward berada di persimpangan antara kebutuhan untuk bergerak agresif melawan pesaing dan tanggung jawab menjaga kepercayaan publik. Produk AI yang semakin realistis memunculkan risiko baru, mulai dari bias visual hingga kaburnya batas antara konten asli dan buatan mesin.
Di internal Google, Woodward dikenal sebagai pemimpin yang mendorong kecepatan tanpa terjebak birokrasi. Ia memberi ruang bagi tim untuk bereksperimen, merespons langsung keluhan pengguna, dan memangkas hambatan kecil yang mengganggu pengalaman produk. Pendekatan ini membuatnya mendapat reputasi sebagai eksekutor yang efektif, sekaligus pemimpin yang dekat dengan pengguna akhir.
Latar belakang Woodward bukan dari jalur teknik murni. Ia memulai karier di Google sebagai intern pemasaran produk pada 2009, lalu menapaki berbagai peran manajemen produk. Pengalaman lintas fungsi inilah yang dinilai membantunya membaca potensi teknologi baru dan mengubahnya menjadi produk yang relevan bagi pasar luas.
Menjelang 2026, ekspektasi terhadap Woodward dan timnya semakin tinggi. Google telah berkomitmen menggelontorkan belanja besar untuk infrastruktur AI, menandakan keyakinan bahwa pertarungan teknologi berikutnya akan ditentukan oleh kecepatan inovasi dan kepercayaan pengguna.
Bagi Google, promosi Josh Woodward bukan sekadar rotasi jabatan. Langkah ini mencerminkan strategi bertahan hidup di era AI, bahwa menjaga dominasi bukan lagi soal ukuran perusahaan, melainkan kemampuan beradaptasi cepat tanpa kehilangan arah.

