Google Keluarkan 6 Aturan Baru Demi Keamanan 2,5 Miliar User Gmail

Raksasa teknologi Google baru saja mengeluarkan peringatan keamanan global yang menyasar 2,5 miliar pengguna Gmail di seluruh dunia. Peringatan ini muncul setelah terjadinya kebocoran data besar-besaran pada salah satu database Salesforce yang dimiliki Google. Meskipun Google menegaskan bahwa akun Gmail dan Cloud tidak langsung diretas, kebocoran ini telah dimanfaatkan oleh peretas untuk melancarkan serangan phishing dan penipuan yang semakin meyakinkan.

Informasi yang bocor bukan berupa kata sandi, melainkan data bisnis seperti nama perusahaan dan kontak pelanggan. Namun justru data inilah yang kini dipakai hacker untuk membuat email dan panggilan palsu yang terlihat sah, sehingga banyak pengguna mudah terkecoh. Google mengungkap bahwa 37 persen dari pengambilalihan akun yang berhasil di platformnya kini berasal dari phishing maupun vishing (penipuan lewat telepon).

Peneliti keamanan juga menemukan indikasi bahwa peretas asal Rusia berhasil menemukan celah untuk melewati beberapa lapisan keamanan Google, terutama pada perangkat lama yang tidak mendukung sistem verifikasi terbaru. Celah ini membuka peluang bagi mereka untuk memanfaatkan “app password” atau kata sandi aplikasi, sebuah fitur lama yang lebih rentan diretas.

Menurut Google, ada enam aturan utama yang harus dipatuhi semua pengguna agar tetap aman:

  1. Gunakan app password hanya bila sangat terpaksa. Jika memungkinkan, beralihlah ke perangkat dan aplikasi yang mendukung metode login lebih aman.
  2. Aktifkan multi-factor authentication (MFA) menggunakan aplikasi autentikasi atau hardware key, bukan SMS atau app password.
  3. Biasakan diri mengenali pola serangan phishing, karena penipuan sosial seringkali lebih berbahaya dibanding serangan teknis.
  4. Pastikan sistem operasi dan aplikasi selalu diperbarui, aktifkan update otomatis bila bisa.
  5. Waspada terhadap aktivitas mencurigakan, misalnya login dari perangkat atau lokasi yang tidak dikenal.
  6. Gunakan software keamanan terpercaya untuk mendeteksi situs berbahaya dan menangkis serangan phishing.

Peringatan ini memang menegaskan satu hal penting: keamanan digital bukan lagi sekadar urusan teknis, melainkan soal kesadaran pengguna. Peretas semakin pintar memanipulasi psikologi, sehingga teknologi canggih pun bisa ditembus jika pengguna lengah.

Kenyataan bahwa 2,5 miliar pengguna terancam seharusnya menjadi alarm keras. Gmail memang menawarkan perlindungan berlapis, tetapi tanpa kewaspadaan dari penggunanya, semua sistem itu bisa runtuh. Saat dunia digital semakin terhubung, kecerobohan sekecil apa pun bisa jadi pintu masuk bagi kejahatan siber.