Google baru saja memperkenalkan Veo 3, alat pembuat video AI terbaru mereka yang membuat banyak orang tercengang. Diumumkan secara resmi di acara Google I/O 2025 tanggal 20 Mei lalu, Veo 3 mampu menghasilkan video berdurasi 8 detik yang terlihat sangat nyata, bahkan nyaris tak bisa dibedakan dari video sungguhan.
Hanya dalam hitungan jam setelah peluncurannya, para kreator AI dan filmmaker langsung memamerkan hasil video mereka. Banyak yang mungkin tidak sadar kalau video yang mereka tonton di media sosial sebenarnya dibuat oleh AI.
Veo 3 bukan sekadar menampilkan visual realistis. Ia juga mampu menghasilkan suara dan dialog, menjaga konsistensi karakter di beberapa klip video, serta memberikan kontrol penuh atas sudut kamera dan gerakan. Ini menjadikan Veo 3 lebih unggul dibanding alat sejenis seperti Sora dari OpenAI.
Salah satu contoh paling mencolok adalah film pendek berjudul “Influenders”, karya Yonatan Dor dari studio visual The Dor Brothers. Dalam video ini, sekelompok influencer bereaksi terhadap peristiwa misterius di latar belakang. Video ini telah ditonton ratusan ribu kali di berbagai platform. Dor mengatakan bahwa meskipun menggunakan Veo 3 sepenuhnya, mereka tetap melakukan penyempurnaan suara, editing, dan upscaling untuk hasil akhir.
Veo 3 kini bisa digunakan melalui layanan berbayar Google dan terintegrasi dengan Gemini (chatbot AI Google) serta Flow, alat pembuatan film khusus kreator.
Namun, di balik potensi besar untuk dunia kreatif, hadir pula ancaman serius. Para ahli telah lama memperingatkan soal risiko misinformasi. Video palsu yang dibuat dengan AI seperti Veo 3 bisa membingungkan publik, terutama jika digunakan untuk tujuan negatif seperti hoaks politik atau manipulasi berita.
Google mengklaim sudah menanamkan tanda air digital (watermark) di setiap video Veo 3 untuk mendeteksi konten buatan AI, serta menerapkan pedoman keamanan ketat. Namun, apakah masyarakat awam cukup waspada untuk mempertanyakan keaslian video yang mereka lihat di linimasa? Kenyataannya, seperti yang dikatakan banyak orang di media sosial saat ini: “Kita benar-benar tidak siap.”