Minggu lalu, dunia teknologi dikejutkan dengan sebuah pernyataan mengejutkan dari CEO Nvidia, Jensen Huang. Dalam acara tahunan Nvidia GTC 2025, yang dikenal sebagai ajang pamer teknologi terbaru perusahaan, Huang tidak hanya memperkenalkan chip AI terbaru—Blackwell Ultra dan Rubin—tetapi juga meluncurkan sesuatu yang benar-benar baru: Nvidia Quantum Day.
Acara ini, yang diadakan pada 20 Maret 2025, menjadi momen pertama kalinya Nvidia secara terbuka membahas strategi mereka di bidang komputasi kuantum. Namun, yang membuat para tamu terkejut bukan hanya rencana besar Nvidia, melainkan pernyataan Huang sendiri yang mengoreksi pernyataannya di masa lalu.
Mengakui Kesalahan di Panggung Besar
Dalam sesi diskusi dengan para pemimpin industri komputasi kuantum seperti CEO D-Wave Systems Alan Baratz, Executive Chair IonQ Peter Chapman, dan CEO SEEQC John Levy, Huang mengakui bahwa ia salah dalam memprediksi masa depan komputasi kuantum. Sebelumnya, ia pernah mengatakan bahwa sistem kuantum yang berguna masih 15-20 tahun lagi, yang sempat membuat harga saham perusahaan kuantum anjlok. Namun, di atas panggung Quantum Day, ia menarik kembali perkataan itu dan menyatakan bahwa dirinya telah keliru.
“Ini pertama kalinya dalam sejarah ada CEO yang mengundang para tamu untuk menjelaskan kenapa dia salah,” kata Huang, disambut dengan tawa dan tepuk tangan hadirin.
Nvidia Siap Serius di Komputasi Kuantum
Tak hanya mengakui kesalahan, Huang juga mengumumkan langkah besar Nvidia di bidang komputasi kuantum. Pada 18 Maret, Nvidia mengumumkan pembangunan pusat riset komputasi kuantum terakselerasi di Boston, Massachusetts. Fasilitas ini akan menggabungkan perangkat keras kuantum dengan superkomputer AI untuk menciptakan superkomputer kuantum terakselerasi.
Meskipun pengumuman ini tidak langsung mendongkrak harga saham perusahaan kuantum seperti QBTS dan IONQ, optimisme terhadap teknologi ini mulai meningkat. CEO SEEQC John Levy menilai bahwa langkah Huang ini menunjukkan keseriusan Nvidia dalam memahami dan mendukung perkembangan teknologi kuantum.
“Jensen benar-benar ingin memahami tantangan dan peluang di ekosistem kuantum serta mencari cara terbaik agar Nvidia bisa menjadi sekutu dalam perkembangan teknologi ini,” ujar Levy. Dengan pernyataan dan langkah baru ini, jelas bahwa Nvidia tidak hanya fokus pada AI, tetapi juga ingin berperan besar dalam revolusi komputasi kuantum di masa depan.