Aplikasi Meta AI tengah menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, tanpa disadari, percakapan, rekaman suara, dan gambar yang dibagikan pengguna di aplikasi ini ternyata dapat dilihat secara luas. Hal tersebut terjadi karena Meta memang menyediakan tombol “Share” yang secara langsung akan membuat konten percakapan menjadi unggahan publik, tanpa memberikan peringatan yang jelas kepada pengguna.
Banyak pengguna yang tidak menyadari bahwa apa yang tengah mereka tanyakan kepada Meta AI, mulai dari masalah kesehatan, urusan hukum, hingga hal-hal konyol, dapat dibaca dan didengarkan oleh siapapun. Dalam sebuah unggahan yang viral, seseorang tampak menanyakan, “Hey Meta, kenapa beberapa kentut lebih bau dari yang lain?” Sementara yang lain meminta nasihat soal penggelapan pajak, pembuatan surat referensi kerja, dan masalah keluarga, lengkap menyebutkan nama dan alamat.
Parahnya, Meta tampak tidak memberikan peringatan yang cukup jelas soal privasi dan risiko unggahan tersebut. Hal ini kemudian menjadi masalah besar, karena tak sedikit informasi sensitif yang terungkap secara luas tanpa sepengetahuan pengguna.
Selain masalah privasi, kontroversi juga terjadi karena Meta dianggap ceroboh meluncurkan sebuah aplikasi yang memang “kurang matang”, seakan-akan memang tidak belajar dari kesalahan masa lalu. Dalam sejarah teknologi, Google dan AOL pernah diterpa masalah privasi yang serupa, sehingga kesalahan Meta kali ini dianggap tragis dan dapat merusak kepercayaan pengguna.
Sejak diluncurkan pada 29 April lalu, Meta AI memang diunduh lebih dari 6,5 juta kali, sebuah angka yang terbilang kecil jika ukuran perusahaannya sebesar Meta. Konten yang dibagikan secara luas terus bertambah, dan beberapa di antaranya tampak merupakan lelucon, trolling, atau pernyataan yang memang tidak sepantasnya menjadi konsumsi publik.
Singkatnya, Meta tampaknya tengah belajar dari kesalahan yang terjadi. Jika privasi dan kontrol pengguna masih diabaikan, bukan tidak mungkin masalah ini nantinya menjadi bencana yang lebih luas.