Manus AI Lagi Hype tapi Masih Banyak Kekurangan

Sebuah platform AI bernama Manus baru saja diluncurkan dalam versi preview dan langsung jadi pembicaraan banyak orang. Bahkan, saking hype-nya, beberapa orang membandingkannya dengan DeepSeek, AI terkenal dari China. Tapi, benarkah Manus sehebat itu?

Hype yang Luar Biasa

Sejak diperkenalkan, Manus langsung menyedot perhatian. Kepala produk di Hugging Face bahkan menyebutnya sebagai “AI paling mengesankan yang pernah dicoba.” Jumlah anggota di server Discord Manus pun meledak, mencapai lebih dari 138.000 orang dalam hitungan hari. Bahkan, kode undangan untuk mencoba Manus dijual dengan harga ribuan dolar di aplikasi reseller China, Xianyu. Tapi, apakah Manus benar-benar revolusioner?

Teknologi di Balik Manus

Manus ternyata bukan AI yang benar-benar dikembangkan dari nol. Platform ini menggabungkan model AI yang sudah ada, seperti Claude dari Anthropic dan Qwen dari Alibaba. Manus diklaim bisa melakukan banyak hal, mulai dari menyusun laporan penelitian hingga memprogram video game. Bahkan, salah satu penelitinya, Yichao “Peak” Ji, menyebut Manus lebih unggul dibandingkan alat AI lain seperti Deep Research dari OpenAI.

Banyak yang Kecewa

Sayangnya, tidak semua orang setuju dengan klaim tersebut. Beberapa pengguna awal menemukan banyak bug dan kesalahan dalam Manus. Seperti pengguna yang mengeluhkan error dan loop tak berujung saat menggunakan Manus. Ada juga yang menemui kegagalan Manus menjalankan perintah untuk mencari link checkout pada pesanan fastfood. Begitu juga dengan tugas lain seperti coding game bertema Naruto yang masih error.

Kenapa Manus Bisa Begitu Populer?

Meskipun kemampuannya masih jauh dari klaim awal, hype Manus tetap tinggi. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

  1. Eksklusivitas – Akses ke Manus sangat terbatas, sehingga menciptakan kesan langka dan eksklusif.
  2. Media China – Banyak media di China mempromosikan Manus sebagai terobosan AI lokal yang membanggakan.
  3. Misleading Content – Ada video viral yang menunjukkan Manus bisa mengontrol berbagai aplikasi smartphone, padahal itu bukan demo asli dari Manus.

Masih Jauh dari Sempurna

Tim di balik Manus, The Butterfly Effect, mengakui bahwa platform mereka masih dalam tahap awal. Mereka berjanji akan meningkatkan kapasitas komputasi dan memperbaiki bug yang ditemukan pengguna. Namun, saat ini, Manus tampaknya masih lebih banyak menjual hype daripada teknologi nyata. Jika ingin benar-benar menjadi AI revolusioner, timnya perlu bekerja keras agar sesuai dengan ekspektasi yang sudah terlanjur tinggi.