Mengapa Beberapa Bank Memaksa Karyawan Kembali Bekerja di Kantor Setiap Hari?

Di masa pandemi, banyak perusahaan, termasuk bank, memberikan kebebasan kepada karyawan untuk bekerja dari rumah. Namun, aturan tersebut mulai berubah. Beberapa bank besar, seperti Citigroup, Barclays, dan HSBC, kini lebih memilih untuk menarik karyawan mereka kembali ke kantor lima hari dalam seminggu daripada mematuhi aturan baru yang mengharuskan pemeriksaan rutin terhadap kantor rumah karyawan.

Selama pandemi, badan pengawas industri keuangan AS, Financial Industry Regulatory Authority (FINRA) atau “OJK”nya Amerika, menangguhkan aturan inspeksi tempat kerja untuk mempermudah bank yang memperbolehkan karyawan bekerja dari rumah. Namun, FINRA kini kembali menerapkan aturan lama, yang mengharuskan beberapa kantor rumah didaftarkan dengan regulator dan diperiksa setidaknya setiap tiga tahun.

Beberapa bank, yang sebelumnya dikenal fleksibel dengan kebijakan kerja jarak jauh, kini merasa bahwa mematuhi aturan tersebut terlalu merepotkan. Citigroup, misalnya, memutuskan untuk memanggil kembali 600 karyawannya yang sebelumnya bisa bekerja dari rumah untuk datang ke kantor lima hari seminggu. Barclays mengutip “kebijakan regulasi baru” sebagai alasan untuk menarik ribuan karyawan mereka kembali bekerja di kantor setiap hari, begitu juga dengan HSBC, yang menyebutkan bahwa 530 karyawan di New York mungkin harus segera mengubah kebiasaan kerja jarak jauh mereka.

CEO HSBC untuk wilayah AS dan Amerika, menyatakan bahwa meskipun pihaknya akan mematuhi aturan FINRA, mereka ingin karyawan merasa ingin kembali ke kantor, bukan sekadar karena aturan yang diterapkan. Roberts mengungkapkan bahwa bank telah mendengarkan masukan dari karyawan mengenai alasan mereka senang datang ke kantor, dan hal ini diterapkan di kantor pusat baru mereka di Hudson Yards, New York City, untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman dan menarik bagi karyawan.

Sementara itu, bank-bank besar lainnya seperti Bank of America dan Goldman Sachs telah lebih dulu memberlakukan kebijakan lima hari kerja di kantor. CEO JPMorgan Chase yang dikenal kritis terhadap kerja jarak jauh, bahkan sudah menginstruksikan kebijakan wajib kembali bekerja di kantor untuk karyawan senior.

Namun, FINRA membantah bahwa kebijakan mereka yang lebih ketat menyebabkan perubahan ini. Mereka menyatakan bahwa aturan yang diperbarui sebenarnya memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi perusahaan untuk mengizinkan karyawan bekerja dari rumah.

Kebijakan ini menunjukkan perubahan besar dalam cara bank-bank besar mengelola kerja jarak jauh. Walaupun ada tantangan dan perubahan dalam regulasi, bank-bank ini tampaknya lebih memilih mengembalikan karyawan mereka ke kantor untuk menjaga kontrol dan kepatuhan terhadap aturan yang ada, sekaligus memastikan karyawan merasa nyaman dan termotivasi untuk kembali bekerja secara langsung.

Perubahan kebijakan kerja ini mencerminkan dinamika yang terjadi di dunia kerja modern, di mana pergeseran menuju fleksibilitas dalam bekerja bertemu dengan kebutuhan untuk mematuhi regulasi yang semakin ketat. Sebagian besar bank merasa bahwa bekerja dari rumah tidak lagi seefisien sebelumnya, terutama karena tuntutan inspeksi dan pengawasan yang datang bersama kebijakan baru.

Namun, tantangan terbesar bagi bank-bank besar adalah bagaimana menyeimbangkan antara kepatuhan terhadap regulasi dengan kebutuhan untuk mempertahankan kepuasan dan motivasi karyawan. Memaksa karyawan kembali ke kantor tanpa mendengarkan keinginan mereka dapat menimbulkan rasa tidak puas, yang bisa berdampak pada produktivitas dan retensi karyawan. Oleh karena itu, beberapa bank seperti HSBC berusaha menciptakan suasana yang menyenangkan di kantor, dengan ruang yang lebih modern dan fasilitas yang lebih baik, untuk menarik karyawan kembali dengan sukarela.

Selain itu, kebijakan ini juga membuka percakapan yang lebih luas tentang masa depan kerja jarak jauh. Beberapa bank memilih untuk mengurangi fleksibilitas dengan menarik karyawan kembali ke kantor, namun banyak perusahaan lainnya yang mungkin tetap bertahan dengan kebijakan kerja hybrid atau jarak jauh. Di tengah ketidakpastian ini, yang jelas adalah bahwa perusahaan dan karyawan harus beradaptasi dengan cepat untuk menghadapi perubahan regulasi dan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang.

Bagi pekerja muda yang sudah terbiasa dengan kenyamanan bekerja dari rumah, perubahan ini bisa jadi sebuah tantangan. Mereka mungkin harus menyesuaikan diri dengan rutinitas baru yang lebih kaku dan terikat pada jam kerja di kantor. Namun, bagi sebagian orang, ini bisa menjadi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baru, membangun hubungan lebih dekat dengan rekan kerja, dan bahkan mendapatkan pengalaman berharga yang hanya dapat diperoleh di lingkungan kantor.

Secara keseluruhan, meskipun beberapa bank mungkin lebih memilih untuk menarik karyawan mereka kembali ke kantor, masa depan kerja hybrid dan jarak jauh masih jauh dari selesai. Banyak perusahaan lainnya akan terus mengevaluasi kebijakan mereka berdasarkan kebutuhan bisnis, regulasi, dan preferensi karyawan. Bagi pekerja muda, penting untuk tetap fleksibel dan terbuka terhadap perubahan, karena dunia kerja akan terus berkembang seiring waktu.