Kerja sama mengejutkan terjadi antara Meta dan Anduril, perusahaan teknologi militer milik Palmer Luckey, pendiri Oculus, untuk menciptakan sistem AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) terbaik dunia bagi militer Amerika Serikat.
Palmer Luckey dikenal sebagai sosok di balik Oculus Rift, headset VR yang memicu kebangkitan era baru teknologi virtual. Oculus didirikan tahun 2012 dan diakuisisi Facebook (sekarang Meta) pada 2014 senilai lebih dari USD 2 miliar. Meski sempat melanjutkan kiprahnya di Meta, Luckey akhirnya terpaksa keluar karena kontroversi politik pribadi. Ia lalu mendirikan Anduril, startup pertahanan yang kini bernilai miliaran dolar.
Anduril tak hanya fokus pada drone dan sensor militer, tapi juga teknologi XR (gabungan AR dan VR). Februari lalu, Anduril mengambil alih proyek IVAS (Integrated Visual Augmentation System) dari Microsoft, yakni pengembangan helm AR canggih untuk tentara AS.
Kini, Anduril dan Meta resmi bekerja sama dalam proyek besar ini. Mereka mengklaim akan menciptakan sistem XR yang mampu meningkatkan persepsi tentara di medan perang dan memberi kendali intuitif atas perangkat tempur otonom. Proyek ini didanai swasta, tanpa memakai uang pajak, dan memanfaatkan teknologi komersial untuk menghemat miliaran dolar anggaran militer AS.
“Saya senang bisa bekerja lagi dengan Meta,” ujar Palmer Luckey. “Misi saya sejak lama adalah menjadikan tentara kita seperti ‘penyihir teknologi’, dan produk yang kami buat bersama Meta mewujudkan hal itu.”
Menariknya, CEO Meta Mark Zuckerberg dan CTO Andrew “Boz” Bosworth, yang sebelumnya bersitegang dengan Luckey, kini juga memberi pernyataan positif, menandakan hubungan mereka telah membaik.
Fokus awal kerja sama ini adalah pengembangan helm AR untuk proyek IVAS senilai USD 20 miliar (sekitar Rp. 325 triliun). Anduril kini memimpin proyek tersebut dan menggandeng Meta untuk membawa teknologi mutakhir ke medan tempur.