Di tengah pasar kerja yang makin ketat bagi lulusan baru, Meta justru membuka peluang besar. Perusahaan teknologi senilai 1,8 triliun dolar AS ini sedang mencari talenta muda untuk mengisi posisi entry-level dengan gaji fantastis, mencapai hingga 290 ribu dolar AS per tahun atau sekitar Rp4,6 miliar.
Peluang Besar bagi Lulusan Bidang Teknologi
Meta membuka lowongan untuk posisi full-stack software engineer dan beberapa product software engineer. Menariknya, posisi ini tidak menuntut pengalaman panjang. Kandidat cukup memiliki gelar sarjana di bidang yang relevan seperti ilmu komputer, teknik komputer, atau sains terapan.
Untuk posisi tertentu, kandidat diharapkan memiliki pengalaman lewat kuliah, magang, tugas akhir, atau kerja selama setahun di bidang seperti PHP dan Hack, C++, Python, framework React, atau sistem penyimpanan data berskala besar. Sementara posisi iOS software engineer memerlukan pengalaman dalam pengembangan perangkat lunak berbasis objek, pemrograman multithreading, serta sistem Linux atau Unix.
Selain gaji tinggi, Meta juga menawarkan berbagai fasilitas seperti bonus, saham perusahaan, dan tunjangan menarik. Namun, semua posisi bersifat full-time di kantor, baik di Washington maupun California, sehingga tidak tersedia opsi kerja dari rumah.
Filosofi Zuckerberg dalam Mencari Talenta
CEO Meta, Mark Zuckerberg, dikenal menilai keterampilan lebih penting daripada sekadar gelar bergengsi. Meski posisi entry-level tetap mensyaratkan ijazah sarjana, Zuckerberg menilai calon karyawan yang mampu menguasai satu keahlian dengan mendalam cenderung lebih mudah beradaptasi dan unggul di berbagai bidang lain.
“Kalau seseorang bisa fokus dan menguasai satu hal dengan sangat baik, biasanya mereka juga sudah belajar bagaimana cara mempelajari hal lain hingga ke tingkat tinggi,” ujar Zuckerberg dalam wawancaranya dengan Bloomberg tahun lalu.
Harapan Baru di Tengah Suramnya Pasar Kerja Gen Z
Langkah Meta ini menjadi angin segar di tengah suramnya pasar kerja bagi generasi muda. Banyak lulusan baru yang sebelumnya yakin bahwa jurusan teknologi menjanjikan gaji besar, kini menghadapi kenyataan pahit akibat otomatisasi oleh AI.
Data Washington Post menunjukkan jumlah pekerjaan sebagai programmer komputer turun ke level terendah sejak 1980-an. Studi dari Pave juga mencatat bahwa jumlah karyawan Gen Z di perusahaan teknologi besar turun drastis, dari 15 persen pada awal 2023 menjadi hanya 6,8 persen pada Agustus 2025.
Penurunan ini terjadi karena perusahaan semakin bergantung pada otomatisasi dan menekan biaya operasional, yang berdampak langsung pada pekerja muda dengan tugas-tugas dasar. Namun menurut CEO Pave, Matt Schulman, Meta tetap dikenal sebagai perusahaan yang aktif merekrut lulusan baru untuk dikembangkan menjadi talenta terbaik di industri teknologi.
“Meta punya filosofi kuat dalam mencari anak muda cerdas dari universitas, lalu melatih mereka agar jadi profesional hebat,”
Schulman mantan pegawai Facebook dan Microsoft
Bagi generasi baru di dunia teknologi, peluang dari Meta ini menjadi salah satu sedikit harapan di tengah ketatnya persaingan pasar kerja global.