Pengguna Gmail diingatkan untuk waspada terhadap modus penipuan terbaru yang kian marak. Nomor telepon yang terlihat resmi dari Google, yakni +1 (650) 253-0000, ternyata telah digunakan peretas untuk menipu pengguna. Padahal nomor tersebut memang terkait dengan kantor pusat Google, namun kini disalahgunakan dengan teknik spoofing.
Modusnya sederhana namun berbahaya. Korban akan menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pegawai Google dengan alasan adanya percobaan login mencurigakan. Dengan gaya meyakinkan, penelepon membujuk korban untuk mengganti kata sandi demi keamanan. Justru di sinilah perangkapnya. Begitu korban mengikuti instruksi, akun Gmail bisa diambil alih sepenuhnya oleh pelaku dan pemilik asli terkunci dari akunnya sendiri.
Google menegaskan pihaknya tidak pernah menghubungi pengguna melalui telepon untuk reset password atau memecahkan masalah akun. Meski begitu, laporan kasus penipuan ini terus bermunculan, bahkan hingga di forum daring seperti Reddit.
Serangan ini biasanya diawali dengan upaya pemulihan akun dari lokasi internasional yang mencurigakan. Beberapa hari kemudian, korban menerima panggilan dari nomor yang seolah-olah asli milik Google. Teknik ini menimbulkan rasa panik agar korban segera mengikuti instruksi.
Solusi untuk menghindari jebakan ini cukup jelas: jangan pernah merespons panggilan mencurigakan. Masuklah langsung ke akun Google melalui cara resmi, lalu cek aktivitas login dan jalankan Security Checkup. Disarankan juga mengganti SMS verifikasi dua langkah dengan aplikasi autentikator serta menambahkan passkey untuk keamanan ekstra.
Fakta yang perlu digarisbawahi, kelemahan utama sering kali bukan pada sistem Google, melainkan pada password yang lemah, mudah ditebak, atau sudah bocor. Pakar keamanan siber menekankan pentingnya password unik, panjang, serta penggunaan manajer kata sandi.
Yang membuat penipuan ini berbahaya adalah kepandaian peretas memanfaatkan psikologi korban. Mereka bukan lagi mengandalkan teknik meretas yang rumit, melainkan trik sosial yang menekan rasa takut. Artinya, kesadaran pengguna menjadi benteng utama. Teknologi keamanan sebaik apa pun tak akan berguna jika penggunanya masih lengah.