OpenAI kini tengah memperjuangkan hak privasi ratusan juta pengguna ChatGPT setelah menerima perintah pengadilan yang dinilai terlalu luas dan mengganggu kebijakan privasi pengguna. OpenAI secara resmi mengajukan keberatan atas perintah pengadilan yang mengharuskan perusahaan menyimpan semua data obrolan pengguna ChatGPT, termasuk yang telah dihapus, serta log API yang bersifat sensitif. Perintah ini muncul setelah beberapa organisasi media, termasuk The New York Times, menggugat OpenAI atas dugaan pelanggaran hak cipta dan menuduh perusahaan menghapus bukti.
Dalam dokumen pengadilan terbaru, OpenAI menyebut bahwa perintah tersebut dibuat terburu-buru dan tanpa bukti kuat. Mereka menilai keputusan itu mengancam kebebasan pengguna dalam mengontrol data pribadi mereka, baik dari ChatGPT versi gratis, Plus, Pro, maupun pengguna API.
“Setiap hari perintah ini diberlakukan, maka privasi pengguna kami di seluruh dunia terancam,” ujar pihak OpenAI. Mereka juga menambahkan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pengguna ChatGPT sengaja menghapus chat untuk menutupi pelanggaran, atau bahwa OpenAI secara sengaja menghancurkan data.
OpenAI menjelaskan bahwa sebelum perintah itu diberlakukan, mereka hanya menyimpan riwayat obrolan pengguna yang setuju untuk datanya dipertahankan. Namun, dengan perintah ini, OpenAI dipaksa menyimpan semua chat, termasuk yang telah dihapus user secara manual atau dari fitur “Temporary Chat” yang seharusnya hilang setelah ditutup.
Reaksi publik pun bermunculan. Beberapa pengguna di LinkedIn dan X (sebelumnya Twitter) menyebut ini sebagai pelanggaran kontrak besar, khususnya bagi perusahaan yang menggunakan layanan OpenAI. Mereka menyarankan pengguna untuk sementara beralih ke platform lain seperti Mistral AI atau Google Gemini demi keamanan data mereka.
Dalam pernyataan resminya, OpenAI menegaskan bahwa mereka tidak akan berhenti melawan keputusan ini demi melindungi hak pengguna. Mereka juga memperingatkan bahwa mematuhi perintah ini akan membebani mereka secara teknis dan finansial, serta berpotensi melanggar peraturan privasi global.
“Kami menghormati upaya pengadilan dalam mengelola kasus ini, tapi kami harus berdiri untuk membela pengguna kami,” tegas OpenAI. Saat ini belum jelas apakah pengadilan akan mengabulkan permintaan OpenAI untuk menggelar sidang dengar pendapat dan mencabut perintah penyimpanan log tersebut.