Pelajaran Berharga dari Marie Dageville: Mengapa Redistribusi Kekayaan Menjadi Tantangan dan Peluang bagi Pebisnis Muda

Kisah Marie Dageville, seorang mantan perawat hospice yang menjadi miliarder dalam semalam, memberikan wawasan yang berharga bagi para pebisnis muda yang ingin membuat dampak sosial melalui kesuksesan finansial mereka. Pada tahun 2020, Dageville dan suaminya, Benoit Dageville, memperoleh kekayaan miliaran dolar setelah perusahaan cloud data mereka, Snowflake, go public. Namun, bukannya terbuai dalam kekayaan tersebut, Dageville segera berfokus pada bagaimana memberikan kembali sebagian dari kekayaannya.

Dageville mengungkapkan bahwa pengusaha yang memiliki kekayaan berlimpah seharusnya tidak hanya memikirkan untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga untuk mendistribusikan kekayaan tersebut ke tempat yang membutuhkan. “Kami harus mendistribusikan apa yang kita miliki yang terlalu banyak,” katanya, menegaskan pentingnya redistribusi kekayaan.

Namun, meskipun banyak orang yang setuju dengan gagasan ini, memberi kekayaan dalam jumlah besar ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak hambatan yang dihadapi, baik secara struktural, emosional, maupun psikologis, yang menghalangi orang kaya untuk mendermakan hartanya. Prosesnya bukan hanya soal menemukan saluran yang tepat untuk memberi, tetapi juga tentang bagaimana mengatasi rasa takut atau keraguan terhadap dampak jangka panjang dari sumbangan mereka.

Bagi pebisnis muda yang ingin mengikuti jejak Dageville, ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil:

  1. Mulailah dengan Memberi
    Banyak orang kaya merasa sulit untuk memulai memberi, sering kali terjebak dalam pemikiran bahwa mereka harus melakukan perencanaan yang sempurna terlebih dahulu. Namun, Dageville menekankan bahwa memberi itu seharusnya dimulai dengan langkah pertama. “Jika Anda berada dalam posisi seperti sekarang – mampu mendistribusikan kekayaan ini – maka Anda sudah mengambil risiko atau orang lain yang telah mengambil risiko pada Anda,” ujarnya. Mengambil risiko dalam filantropi adalah bagian dari upaya menciptakan perubahan sosial.
  2. Membangun Portofolio Filantropi
    Seperti layaknya berinvestasi, filantropi juga dapat dilihat sebagai sebuah portofolio. Piyush Tantia, seorang ahli filantropi, menyarankan agar para donor berpikir tentang filantropi dengan pendekatan yang lebih luas, di mana setiap kontribusi dapat memberikan dampak secara kumulatif. Bukan hanya tentang hasil dari satu sumbangan, tetapi bagaimana sumbangan itu dapat menggerakkan perubahan lebih besar dalam jangka panjang.
  3. Mencontoh MacKenzie Scott: Cepat dalam Bertindak
    MacKenzie Scott, mantan istri Jeff Bezos, memberikan contoh nyata bagaimana seorang miliarder bisa bergerak cepat dalam memberikan sumbangan. Scott telah menyumbangkan miliaran dolar dalam waktu yang sangat singkat. Para pebisnis muda seharusnya belajar dari keteguhan hati Scott untuk bertindak cepat dan mengalokasikan kekayaannya dengan cara yang mempengaruhi banyak orang.
  4. Transparansi dalam Filantropi
    Deborah Small, seorang profesor di Yale School of Management, berpendapat bahwa filantropi yang transparan dapat mendorong lebih banyak orang untuk memberi. Menjadi contoh dengan menunjukkan kepada dunia bahwa memberi itu penting dapat membangun norma sosial yang lebih kuat, yang akhirnya akan menginspirasi lebih banyak orang untuk berbagi kekayaannya.
  5. Membangun Warisan yang Berkelanjutan
    Jorge Pérez, pendiri Related Group, adalah salah satu pengusaha yang lebih dahulu bergabung dalam Giving Pledge. Pérez meyakini bahwa memberi bukan hanya tentang membuat perbedaan sekarang, tetapi juga tentang meninggalkan warisan yang akan membawa dampak positif bagi masyarakat di masa depan. Ini adalah pelajaran penting bagi pengusaha muda yang ingin menciptakan sesuatu yang lebih besar dari sekadar keuntungan pribadi.
  1. Menghadapi Rintangan Emosional dan Sosial
    Banyak miliarder yang mengalami kesulitan dalam memberi karena faktor emosional dan psikologis. Ketakutan akan bagaimana orang lain memandang sumbangan mereka atau kecemasan akan dampak jangka panjang sering kali menjadi penghalang. Namun, seperti yang ditekankan oleh Dageville, mengatasi rasa takut dan melakukan sesuatu yang berarti untuk orang lain merupakan langkah penting untuk mengatasi perasaan tersebut. Rintangan seperti ini bisa diatasi dengan pemikiran bahwa dampak positif yang dihasilkan jauh lebih penting daripada kekhawatiran pribadi. Sebagai pebisnis muda, penting untuk memahami bahwa memberi tidak harus selalu tentang hasil yang langsung terlihat. Sebuah kontribusi mungkin tidak selalu terasa besar, namun dapat membuka jalan bagi perubahan yang lebih besar di masa depan, baik untuk masyarakat maupun bagi perkembangan perusahaan Anda sendiri dalam konteks sosial.
  2. Mendalami Nilai Filantropi yang Berkelanjutan
    Salah satu pelajaran utama yang dapat dipetik adalah pentingnya mendalami nilai filantropi yang berkelanjutan. Tidak hanya memberikan uang, tetapi juga menciptakan sistem dan program yang dapat memberikan manfaat jangka panjang. Dageville menyarankan untuk memberikan hibah kepada organisasi yang sudah dekat dengan komunitas dan memahami kebutuhan mereka. Ini memastikan bahwa sumbangan Anda benar-benar memberi dampak yang lebih besar dalam kehidupan orang yang membutuhkan, serta meningkatkan keberlanjutan inisiatif sosial yang Anda dukung. Pebisnis muda bisa mengambil pelajaran ini untuk memikirkan cara-cara mereka mendukung proyek sosial atau inisiatif yang tidak hanya memberikan bantuan sementara, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan membuka peluang jangka panjang bagi mereka.
  3. Melibatkan Keluarga dan Tim
    Salah satu faktor yang mempercepat proses filantropi adalah melibatkan keluarga atau tim dalam keputusan memberi. Jorge Pérez, misalnya, melibatkan anak-anaknya dalam kegiatan filantropi mereka melalui Miami Foundation, sebuah langkah yang memperkuat komitmen mereka terhadap tanggung jawab sosial. Ini bukan hanya tentang memberi secara finansial, tetapi juga memberi ruang bagi keluarga untuk belajar dan berbagi visi dalam mewujudkan perubahan sosial. Pebisnis muda yang mungkin sudah membangun bisnis bersama keluarga atau tim, dapat menerapkan prinsip ini dengan melibatkan mereka dalam proses filantropi. Ini akan menciptakan sinergi yang lebih kuat, memperluas pengaruh sosial, dan memastikan bahwa tujuan filantropi Anda didukung oleh orang-orang yang berkomitmen pada visi yang sama.
  4. Menciptakan Ekosistem yang Mendukung Filantropi
    Salah satu hal yang menghambat para miliarder dalam memberi adalah kurangnya pemahaman tentang cara dan tempat yang tepat untuk menyumbangkan uang mereka. Industri filantropi sudah berkembang pesat dengan hadirnya konsultan dan lembaga yang membantu miliarder untuk mendistribusikan sumbangan mereka dengan cara yang lebih terorganisir dan berdampak. Pebisnis muda bisa mulai menciptakan ekosistem ini dengan mencari mitra atau konsultan yang dapat membantu merencanakan dan mengelola inisiatif sosial mereka dengan lebih efektif, agar sumbangan mereka dapat memberikan dampak maksimal.
  5. Berani Mengambil Risiko Sosial
    Dageville menyarankan agar pengusaha muda tidak takut untuk mengambil risiko dalam filantropi. Memberikan uang kepada organisasi yang telah terbukti memberikan dampak di komunitas mereka mungkin terasa aman, namun tidak ada salahnya mencoba hal baru yang mungkin bisa membuka peluang lebih besar. Dengan berani mengambil risiko dalam filantropi, Anda juga bisa menciptakan inovasi dalam cara-cara untuk menyelesaikan masalah sosial. Hal ini akan memperkaya pengalaman filantropi Anda dan bisa menjadi bagian dari strategi bisnis yang lebih luas, di mana memberikan kembali menjadi bagian integral dari merek dan identitas perusahaan Anda. Ini juga memberi kesempatan untuk melihat apakah ada cara-cara baru yang dapat lebih efektif dalam mengatasi masalah sosial tertentu.

Filantropi sebagai Investasi Sosial

Filantropi bukan hanya soal memberi uang, tetapi juga tentang menciptakan perubahan yang bertahan lama. Bagi pebisnis muda, ini adalah peluang untuk tidak hanya membangun kekayaan, tetapi juga meninggalkan jejak positif bagi generasi mendatang. Dengan mengatasi hambatan emosional, memperluas jaringan filantropi, dan berani mengambil risiko, Anda bisa menjadi agen perubahan yang menginspirasi banyak orang.

Sebagaimana Dageville dan banyak pengusaha sukses lainnya, mengintegrasikan filantropi ke dalam hidup dan bisnis Anda tidak hanya akan membawa manfaat bagi orang lain, tetapi juga akan memperkaya perjalanan pribadi dan profesional Anda, menciptakan dunia yang lebih adil, seimbang, dan berkelanjutan.