Setelah dua tahun menduduki posisi CEO X (sebelumnya Twitter), Linda Yaccarino akhirnya resmi mundur. Perjalanan kariernya yang dimulai sebagai “penyelamat” iklan di platform milik Elon Musk, kini berakhir tanpa banyak perubahan signifikan yang dijanjikan di awal masa jabatannya.
Yaccarino direkrut pada tahun 2023 untuk memperbaiki bisnis iklan X, yang sempat hancur setelah Elon Musk mengakuisisi Twitter pada 2022. Sayangnya, harapan itu tak pernah benar-benar terwujud. Para pengiklan besar memilih menjauh, bukan hanya karena performa platform yang menurun, tetapi juga karena reputasi Musk yang dianggap menyulitkan brand-brand besar.
“Elon menganggap permintaan dan kebutuhan untuk menarik kembali pengiklan itu melelahkan,” kata Lou Paskalis, veteran industri iklan. “Kalau Musk ingin tahu kenapa pengiklan tak kembali, dia seharusnya bercermin.”
Selama menjabat, Yaccarino sempat berusaha membangun kembali hubungan dengan perusahaan besar, seperti NFL, namun reputasi Musk yang sering kontroversial terus menjadi batu sandungan. Bahkan, penampilan Yaccarino di konferensi Code pada 2023 sempat menuai keanehan karena ia tampak meniru gaya Musk yang konfrontatif.
Di tengah kebingungan arah bisnis, muncul pengumuman bahwa xAI perusahaan AI milik Musk telah “membeli” X. Hal ini semakin menunjukkan bahwa fokus Musk bukan lagi pada platform media sosial tersebut, tetapi pada potensi AI di tengah booming industri kecerdasan buatan.
Bahkan ketika Yaccarino mengumumkan pengunduran dirinya, Musk hanya memberikan ucapan singkat “terima kasih atas kontribusinya”. Tak lebih. Tak kurang. Sebuah akhir yang dingin bagi eksekutif yang sempat dijanjikan peran besar. Kini, X mungkin tetap berjalan. Tapi jelas, ambisinya untuk menjadi raksasa iklan digital telah mengecil, jika bukan benar-benar pupus.
Dari kisah Linda Yaccarino dan Elon Musk di perusahaan X (sebelumnya Twitter), ada beberapa pelajaran penting dalam dunia bisnis yang bisa diambil, baik bagi pemimpin perusahaan, eksekutif, maupun investor:
1. Reputasi Pemimpin Mempengaruhi Kepercayaan Pasar
Brand besar sangat memperhatikan reputation risk. Perilaku Elon Musk yang sering kontroversial membuat pengiklan enggan berinvestasi, meskipun ada CEO baru. Artinya, meski Anda punya produk bagus dan tim profesional, reputasi pimpinan tertinggi bisa menjadi penghalang besar.
Pelajaran: Perilaku pemimpin harus selaras dengan tujuan bisnis, terutama bila bisnis bergantung pada kepercayaan pihak eksternal (pengiklan, investor, publik).
2. CEO Hebat Tak Bisa Bekerja Sendiri Bila Tak Didukung Struktur
Yaccarino direkrut untuk “membereskan kekacauan” tanpa diberi kontrol penuh. Elon Musk masih mengendalikan banyak aspek, terutama arah strategis dan komunikasi publik.
Pelajaran: Jangan rekrut eksekutif hanya sebagai “pajangan” tanpa otoritas nyata. Kalau ingin hasil maksimal, beri mereka ruang dan kewenangan untuk menjalankan strategi mereka.
3. Jangan Ambigu soal Arah Bisnis
Publik, pengiklan, dan investor bingung: apakah X masih platform media sosial? Atau hanya kendaraan bisnis AI (xAI)? Ketidakjelasan ini membuat kepercayaan terhadap model bisnis X makin melemah.
Pelajaran: Pastikan arah dan tujuan bisnis Anda jelas, konsisten, dan dikomunikasikan dengan baik kepada stakeholder.
4. Jangan Abaikan Nasihat Profesional
Banyak pihak menyarankan Musk agar meredam perilaku dan pernyataannya agar brand kembali nyaman beriklan. Tapi nasihat ini diabaikan, dan hasilnya bisa dilihat sendiri: pendapatan iklan tetap anjlok.
Pelajaran: Dengarkan masukan dari orang-orang yang berpengalaman di bidangnya. Ego pribadi seharusnya tidak mengalahkan logika bisnis.
5. Pahami Konsekuensi dari Budaya “One-Man Show”
Musk menjalankan X seperti proyek pribadi, bukan korporasi besar. Budaya seperti ini tidak cocok untuk bisnis yang butuh kolaborasi luas dan hubungan profesional yang sehat.
Pelajaran: Pemimpin yang terlalu dominan bisa menjadi aset sekaligus liabilitas. Bangun budaya kerja yang kolaboratif dan profesional.
6. Pilih Posisi Kerja dengan Bijak
Yaccarino mungkin seharusnya melihat “red flag” ketika Musk mengumumkan perekrutannya sebelum ia keluar dari pekerjaan lamanya. Itu menunjukkan gaya kerja Musk yang semaunya dan kurang menghargai proses.
Pelajaran: Ketika menerima tawaran kerja, nilai tidak hanya jabatan dan gajinya, tapi juga reputasi, budaya perusahaan, dan gaya kepemimpinan atasannya.
Perjalanan Yaccarino di X menunjukkan bahwa leadership, komunikasi, kejelasan visi, dan budaya kerja profesional adalah elemen vital untuk membangun (dan menjaga) keberhasilan bisnis jangka panjang.