Para astronom baru saja menemukan struktur terbesar yang pernah diketahui di alam semesta! Struktur ini diberi nama Quipu dan membentang sejauh 1,4 miliar tahun cahaya. Isinya? Hampir 70 superkluster galaksi, dengan massa ratusan ribu kali lebih besar dari Bima Sakti.
Apa Itu Quipu?
Bayangkan Quipu seperti jaringan jalan raya raksasa di alam semesta, di mana galaksi-galaksi berkelompok seperti kota-kota besar yang terhubung oleh jalan-jalan panjang. Quipu adalah sebuah superstruktur yang sangat besar, terletak sekitar 425 juta hingga 800 juta tahun cahaya dari Bumi. Para peneliti yang dipimpin oleh Hans Böhringer dari Max Planck Institute menemukan bahwa Quipu memiliki panjang lebih dari 1,3 miliar tahun cahaya dan terdiri dari sekitar 200 kuadriliun bintang!
Meskipun ini merupakan struktur terbesar yang diketahui di alam semesta dekat, kemungkinan masih ada struktur yang lebih besar di luar sana jika kita bisa menjelajah lebih jauh.
Quipu dan Struktur Lain di Alam Semesta
Selain Quipu, tim peneliti juga mengidentifikasi empat superstruktur lain yang sama-sama mengesankan. Kelima struktur ini mencakup sekitar 45% kluster galaksi, 30% galaksi, dan 25% materi di alam semesta. Tidak hanya berukuran raksasa, struktur-struktur ini juga memengaruhi cara kita melihat alam semesta. Radiasi dari bagian terdalam alam semesta bisa berubah karena interaksi dengan struktur ini, yang berarti kita perlu mempertimbangkan pengaruhnya saat mengukur fenomena kosmik seperti latar belakang gelombang mikro kosmik dan perluasan alam semesta.
Bagaimana Quipu Ditemukan?
Tim astronom menggunakan survei CLASSIX yang mencakup sekitar 86% langit. Sayangnya, ada bagian yang tidak bisa mereka amati, yaitu “Zona Penghindaran” yang tertutup oleh Bima Sakti. Namun, mereka masih berhasil menemukan Quipu dan empat struktur lainnya dengan melihat kluster-kluster galaksi yang memancarkan sinar-X terang.
Kenapa Namanya Quipu?
Nama Quipu diambil dari sistem pencatatan bangsa Inca yang menggunakan tali dan simpul untuk menyimpan informasi administratif dan kalender. Struktur ini dianggap menyerupai bentuk Quipu dengan filamen panjang dan cabang-cabang kecil, mirip seperti tali yang saling terkait. Bayangkan seperti jaring laba-laba kosmik yang menghubungkan berbagai galaksi dalam sebuah pola yang rumit! Nama ini juga dipilih karena banyak data kluster galaksi yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari Observatorium Eropa Selatan di Chili, tempat peninggalan budaya Inca ditemukan.
Apa yang Akan Terjadi dengan Quipu?
Jangan berharap Quipu bertahan selamanya. Para astronom memprediksi bahwa seiring waktu, gravitasi akan membuat struktur ini terpecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, seperti bongkahan es yang mencair dan pecah menjadi bagian-bagian kecil. Namun, untuk saat ini, Quipu tetap menjadi objek yang sangat menarik dan layak untuk diteliti lebih dalam.
Pencapaian Besar Astronomi
Penemuan Quipu adalah pencapaian besar dalam dunia astronomi. Struktur ini bukan hanya yang terbesar yang pernah ditemukan, tetapi juga bisa mengubah cara kita memahami alam semesta. Siapa tahu, mungkin masih ada struktur yang lebih besar di luar sana yang menunggu untuk ditemukan.
Apakah kita Sendirian di Alam Semesta
Pertanyaan tentang apakah kita sendirian di alam semesta adalah salah satu misteri terbesar dalam sains. Berdasarkan penemuan struktur raksasa Quipu dan penelitian astronomi lainnya, ada beberapa sudut pandang yang bisa kita pertimbangkan.
1. Skala Alam Semesta yang Luar Biasa Besar
Penemuan Quipu menunjukkan bahwa alam semesta jauh lebih luas dan kompleks daripada yang kita bayangkan. Dengan panjang 1,4 miliar tahun cahaya dan terdiri dari 70 superkluster galaksi, ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan alam semesta yang diketahui. Jika setiap galaksi berisi miliaran bintang dengan kemungkinan planet yang layak huni, peluang adanya kehidupan di luar Bumi menjadi lebih besar.
2. Zona Layak Huni dan Eksoplanet
Sejak awal 1990-an, para astronom telah menemukan ribuan eksoplanet (planet di luar tata surya kita), banyak di antaranya berada di zona layak huni—daerah di sekitar bintang tempat air cair dapat eksis di permukaan planet. Beberapa planet seperti Proxima Centauri b dan Kepler-442b memiliki kondisi yang berpotensi mendukung kehidupan. Dengan begitu banyak bintang dan planet, kemungkinan kehidupan di luar sana menjadi semakin mungkin.
3. Prinsip Mediokritas dalam Kosmologi
Prinsip ini menyatakan bahwa Bumi dan manusia bukan sesuatu yang istimewa atau unik di alam semesta. Jika hukum fisika dan proses kimia yang sama berlaku di seluruh kosmos, maka kehidupan seharusnya juga bisa muncul di tempat lain, sama seperti yang terjadi di Bumi.
4. Paradox Fermi: Jika Ada, Mengapa Kita Belum Menemukannya?
Meski ada banyak alasan untuk berpikir bahwa kehidupan di luar Bumi itu mungkin, kita belum menemukan bukti konkret keberadaan peradaban lain. Ini dikenal sebagai Fermi Paradox, yang mengajukan pertanyaan: Jika ada begitu banyak planet yang memungkinkan kehidupan, mengapa belum ada tanda-tanda makhluk luar angkasa yang bisa kita deteksi? Beberapa kemungkinan jawabannya adalah: Peradaban cerdas langka dan belum banyak yang berkembang sejauh kita. Peradaban lain mungkin menggunakan komunikasi atau teknologi yang belum bisa kita pahami. Ada kemungkinan Great Filter, yaitu hambatan besar dalam evolusi kehidupan yang mencegah makhluk hidup berkembang hingga mencapai peradaban tingkat lanjut.
5. Apakah Struktur Seperti Quipu Bisa Menyimpan Petunjuk?
Superstruktur seperti Quipu mengajarkan kita bahwa alam semesta ini terhubung dalam skala yang lebih besar daripada yang kita kira. Ada kemungkinan bahwa galaksi-galaksi di dalamnya menyimpan kehidupan atau bahkan peradaban yang telah berkembang jauh sebelum kita. Namun, skala yang begitu besar juga berarti bahwa komunikasi atau perjalanan antar-galaksi sangat sulit.
Apakah Kita Sendiri?
Berdasarkan bukti astronomi saat ini, kehidupan di luar Bumi sangat mungkin ada, terutama dalam bentuk mikroorganisme. Namun, pertanyaan tentang peradaban cerdas masih menjadi misteri. Alam semesta sangat luas, dan kemungkinan ada makhluk lain yang juga sedang bertanya-tanya apakah mereka sendirian—sama seperti kita. Mungkin suatu hari nanti, dengan kemajuan teknologi, kita akan menemukan jawabannya.