Recycling Minyak Goreng Bekas Jadi Biofuel, Kenapa Nggak?

Pernah nggak sih kepikiran kalau minyak goreng bekas yang biasa kamu buang itu bisa jadi bahan bakar biofuel? Ternyata, minyak goreng bekas bisa didaur ulang untuk tujuan yang lebih bermanfaat, loh! Yuk, kita bahas cara dan manfaat dari mendaur ulang minyak goreng bekas ini.

Bisa belajar dari daerah sekitar Illinois – Amerika, yang punya program daur ulang minyak goreng bekas. Pada tanggal tertentu, masyarakat bisa bawa minyak goreng bekas yang sudah didinginkan, lalu tuang ke dalam wadah yang tertutup dan bawa ke lokasi pengumpulan. Di sana, minyak goreng bekas akan diolah menjadi biofuel, yang bisa digunakan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Asyik, kan?

Kenapa sih minyak goreng bekas nggak boleh dibuang sembarangan? Kalau kamu buang minyak goreng ke saluran pembuangan atau tempat sampah, bisa-bisa itu menyumbat pipa saluran air di rumah atau bahkan saluran pembuangan umum. Nah, minyak goreng bekas bisa menjadi bagian dari FOG (Fats, Oils, and Grease), yang kalau mengendap bisa menyebabkan saluran air tersumbat dan bikin masalah besar.

Sekilas Proses Mengubah Minyak Goreng Bekas Jadi Biofuel

Tentu kamu penasaran kan, gimana sih minyak goreng bekas bisa diubah menjadi biofuel? Berikut adalah proses singkat yang terjadi ketika minyak goreng bekas didaur ulang menjadi biofuel:

  1. Pengumpulan Minyak Goreng Bekas
    Setelah kamu mengumpulkan minyak goreng bekas dan membawanya ke tempat pengumpulan, minyak ini akan disaring untuk menghilangkan kotoran atau sisa-sisa makanan. Ini dilakukan agar minyak siap untuk diproses lebih lanjut.
  2. Penyaringan dan Pembersihan
    Proses pertama adalah penyaringan, yang bertujuan untuk memisahkan partikel-partikel solid seperti sisa makanan yang menempel di minyak. Setelah disaring, minyak akan dibersihkan agar kualitasnya bagus untuk diproses menjadi biofuel.
  3. Proses Transesterifikasi
    Setelah dibersihkan, minyak goreng bekas akan diproses dengan metode yang disebut transesterifikasi. Proses ini melibatkan pencampuran minyak dengan alkohol (biasanya metanol) dan katalis (seperti sodium atau kalium hidroksida). Reaksi kimia ini menghasilkan dua produk utama: biodiesel (biofuel) dan gliserin.
  4. Pemisahan Biodiesel dan Gliserin
    Setelah proses transesterifikasi, campuran tersebut akan dipisahkan. Biodiesel (biofuel) yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, sementara gliserin, yang merupakan produk sampingan, dapat digunakan dalam berbagai industri seperti kosmetik atau farmasi.
  5. Penyimpanan dan Distribusi
    Biodiesel yang telah dipisahkan kemudian disaring dan disimpan dalam wadah khusus. Setelah itu, biodiesel ini siap untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil dalam mesin diesel, seperti truk, bus, atau bahkan generator listrik. Penggunaan biodiesel membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat perubahan iklim.

Manfaat Menggunakan Minyak Goreng Bekas untuk Biofuel
Selain bisa mengurangi sampah, mengolah minyak goreng bekas menjadi biofuel juga memiliki berbagai manfaat, seperti:

  • Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil: Biofuel yang dihasilkan dari minyak goreng bekas adalah energi terbarukan yang dapat menggantikan sebagian penggunaan bahan bakar fosil.
  • Mengurangi Polusi Udara: Penggunaan biodiesel mengurangi emisi gas berbahaya yang berkontribusi pada polusi udara.
  • Efisiensi Energi: Menggunakan minyak goreng bekas sebagai bahan bakar lebih efisien daripada membuangnya begitu saja.

Dengan demikian, kita bisa berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lebih hijau hanya dengan mendaur ulang minyak goreng bekas. Jadi, mulai sekarang, yuk jangan buang minyak goreng bekas sembarangan!