Rockstar Games, pengembang di balik seri Grand Theft Auto (GTA), dituduh melakukan tindakan anti-serikat pekerja setelah memecat puluhan staf di Inggris. Serikat pekerja Independent Workers’ Union of Great Britain (IWGB) menyebut sebanyak 31 karyawan diberhentikan pada 30 Oktober lalu dari studio Rockstar di Inggris.
Serikat tersebut menggelar aksi protes di depan kantor Rockstar di Edinburgh dan London. Mereka menilai pemecatan ini sebagai “tindakan paling terang-terangan dan kejam dalam sejarah industri gim” untuk menggagalkan pembentukan serikat pekerja.
Rockstar Membantah Tudingan
Pihak Rockstar melalui pernyataannya ke Bloomberg menegaskan bahwa pemecatan itu tidak terkait dengan aktivitas serikat pekerja. Menurut mereka, beberapa karyawan diberhentikan karena membagikan informasi rahasia perusahaan di forum publik, yang melanggar kebijakan internal.
“Kami mengambil tindakan terhadap sejumlah kecil individu yang diketahui menyebarkan dan mendiskusikan informasi rahasia di tempat publik. Ini sama sekali tidak berkaitan dengan hak untuk bergabung atau berpartisipasi dalam serikat pekerja,” ujar juru bicara Rockstar.
Informasi seputar pengembangan gim besar seperti GTA sangat dijaga ketat. Karyawan biasanya menandatangani perjanjian untuk tidak membocorkan informasi apa pun. Hal ini semakin penting karena GTA 6 yang dijadwalkan rilis pada Mei 2026 diprediksi menjadi salah satu gim terlaris sepanjang masa.
Serikat Pekerja Menyebut Alasan Lain
Presiden IWGB, Alex Marshall, menilai alasan yang diberikan Rockstar hanyalah pengalihan isu. Ia menegaskan bahwa pemecatan terjadi karena para karyawan mencoba membentuk serikat pekerja.
“Mereka takut karyawan membicarakan hak mereka untuk memiliki tempat kerja yang adil dan suara kolektif,” katanya. “Manajemen tampaknya lebih memilih memerangi serikat pekerja daripada fokus pada pengembangan GTA 6.”
Aksi solidaritas juga digelar di depan kantor Rockstar North di Edinburgh, di mana para pekerja membawa spanduk bertuliskan “Game Workers Beat Bosses”.
Isu Kerahasiaan di Industri Gim
IWGB membantah tuduhan bahwa para anggotanya menyebarkan informasi rahasia. Mereka menyebut satu-satunya orang luar dalam percakapan internal hanyalah penyelenggara serikat pekerja.
Menurut Dr. Paolo Ruffino, dosen di King’s College London, kasus ini menunjukkan bagaimana perusahaan gim menggunakan perjanjian kerahasiaan (Non-Disclosure Agreement atau NDA) untuk menciptakan budaya tertutup. “Perjanjian ini membuat kondisi kerja sulit ditelusuri dan mengaburkan perbedaan antara pelanggaran rahasia dan kegiatan serikat pekerja yang dilindungi hukum,” ujarnya.
Seruan untuk Dukungan Publik
Dalam wawancara dengan BBC, penyelenggara serikat Fred Carter mengatakan bahwa beberapa staf dipecat tanpa peringatan dan tanpa alasan jelas. Ia menyerukan dukungan publik agar Rockstar mempekerjakan kembali para karyawan yang dipecat dan bertanggung jawab atas tindakannya.
Salah satu mantan karyawan yang ikut aksi di Edinburgh menyebut ada ketimpangan kekuasaan dalam hubungan antara manajemen dan staf. “Tidak semua orang berani bersuara. Dan ketika kamu mencoba berbicara, sering kali langsung dibungkam,” katanya.

