Dua hari setelah Google memperkenalkan Pixel 10 di New York, Rokid mencuri perhatian dengan meluncurkan kacamata AR bertenaga AI yang disebut Rokid Glasses. Perangkat ini langsung membuat heboh karena menawarkan pengalaman berbeda dari kacamata pintar sebelumnya, bahkan bisa dibilang lebih praktis dibanding Ray-Ban Meta yang selama ini populer di kalangan pembuat konten.
Salah satu fitur unggulannya adalah penerjemah instan. Rokid Glasses mampu menerjemahkan percakapan maupun gambar secara real-time, menampilkan teks langsung di layar mungil yang ada di depan mata pengguna. Suaranya juga keluar melalui speaker HD, membuat komunikasi lintas bahasa jauh lebih mudah. Walau hasil terjemahan kadang tidak konsisten, fitur ini sudah terasa sebagai terobosan besar, terutama bagi mereka yang sering bepergian ke luar negeri.
Selain itu, ada mode teleprompter yang jelas akan menjadi favorit bagi pembuat konten video. Dengan hanya mengucapkan “Hi Rokid” atau menekan tombol di gagang kacamata, pengguna bisa menampilkan teks naskah langsung di layar, tanpa repot membawa perangkat tambahan. Bagi jurnalis, vlogger, hingga presenter, fitur ini terasa seperti solusi yang sudah lama ditunggu.
Rokid Glasses juga dibekali teknologi pengenalan objek dan pemandangan. Dengan perintah suara sederhana, kacamata ini dapat mendeskripsikan benda atau lingkungan di sekitar. Jika benar-benar akurat, teknologi ini bisa membantu penyandang disabilitas netra dalam mengenali dunia di sekitar mereka. Ditambah lagi, ada navigasi HUD yang menampilkan arah belokan langsung di bidang pandang, meski fitur ini belum diuji secara penuh.
Dari sisi hardware, Rokid membekali produknya dengan kamera 12MP, perekaman video 1680p, empat mikrofon dengan peredam bising berbasis AI, serta layar micro-LED yang terang meski beresolusi terbatas. Beratnya hanya 49 gram dengan rangka magnesium alloy, dilengkapi baterai 210mAh yang bisa diisi ulang hingga sepuluh kali lewat casing khusus.
Menariknya, Rokid juga memastikan kacamata ini bisa digunakan oleh pemakai lensa resep berkat adaptor magnetik khusus. Dari sisi harga, Rokid Glasses dijual lewat Kickstarter seharga 499 dolar AS, lebih murah 100 dolar dari harga ritel resminya. Kampanye pendanaan ini sudah mengumpulkan lebih dari 300 ribu dolar hanya dalam hitungan hari, jauh melampaui target awal 20 ribu dolar.
Jika melihat fitur dan sambutan awalnya, Rokid Glasses berpotensi menjadi perangkat AR paling relevan sejak Google Glass pertama kali diperkenalkan lebih dari satu dekade lalu. Produk ini bukan hanya sekadar gimmick, melainkan benar-benar menyelesaikan masalah nyata: komunikasi lintas bahasa, produksi konten, hingga aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
Rokid Glasses bisa menjadi titik balik di industri wearable. Selama ini, kacamata pintar sering dianggap tren sementara yang tidak benar-benar praktis. Namun kali ini, Rokid menunjukkan bahwa AR dan AI bisa berpadu menjadi perangkat yang fungsional, ringan, dan terjangkau. Jika performa di lapangan konsisten dengan demo awalnya, Rokid Glasses bukan hanya sekadar pesaing Ray-Ban Meta, tetapi bisa menjadi standar baru kacamata pintar di masa depan.