Saham Produsen Baterai Tesla Naik 18% di Hari Pertama Pasar Modal Hong Kong

Perusahaan pembuat baterai kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia, Contemporary Amperex Technology Co Limited(CATL), mencatat lonjakan harga saham hingga 18% pada hari pertama pencatatan di bursa saham Hong Kong.

CATL, yang memasok baterai untuk produsen mobil besar seperti Tesla, Volkswagen, dan Toyota, berhasil mengumpulkan dana hampir HK$35,7 miliar (sekitar Rp90 triliun) dari penawaran saham perdana (IPO) tersebut. Ini menjadi IPO terbesar di Hong Kong sepanjang tahun ini.

Perusahaan asal China ini memproduksi lebih dari sepertiga baterai EV yang dijual secara global dan sebelumnya sudah terdaftar di Bursa Saham Shenzhen, China, dengan nilai perusahaan lebih dari 1 triliun yuan.

Meskipun ada kekhawatiran dari pemerintah Amerika Serikat soal potensi risiko keamanan nasional, CATL dinilai tidak terlalu terpengaruh oleh kebijakan dagang mantan Presiden Donald Trump karena hanya sebagian kecil pendapatannya berasal dari pasar AS.

“Imbas langsung dari tarif perdagangan kemungkinan kecil berpengaruh pada CATL,” ujar Neil Beveridge, kepala riset Asia dari firma Bernstein.

Didirikan pada tahun 2011 di kota Ningde, China timur, CATL berkembang pesat seiring pertumbuhan industri kendaraan listrik di China. Kini perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 100.000 orang dan memiliki 13 pabrik di seluruh dunia.

Setelah membuka pabrik di Jerman pada awal 2023, CATL kini sedang membangun pabrik keduanya di Eropa, tepatnya di Hungaria. Pada Desember lalu, perusahaan ini juga bekerja sama dengan pemilik merek Chrysler, Stellantis, untuk membangun pabrik baterai senilai US$4,3 miliar di Spanyol, yang dijadwalkan mulai beroperasi akhir tahun depan.

CATL dikenal aktif berinvestasi dalam pengembangan teknologi baru. Mereka memiliki enam pusat riset dan pengembangan global, dan baru-baru ini memperkenalkan baterai yang bisa diisi daya untuk jarak tempuh hingga 520 km hanya dalam lima menit.

Meski sempat masuk daftar hitam Departemen Pertahanan AS karena dituding terkait militer China — tuduhan yang dibantah CATL — beberapa pengamat menyayangkan sikap skeptis Washington terhadap perusahaan teknologi energi asal China. “Mereka (AS) justru menolak pemain teknologi bersih terbaik di dunia,” ujar Tim Buckley, pendiri lembaga riset asal Australia, Climate Energy Finance.