Samsung Habiskan Rp6,5 Triliun Demi Ganti Chip Galaxy S25

Samsung dikabarkan harus merogoh kocek hingga 400 juta dolar AS (sekitar Rp6,5 triliun) gara-gara mengganti prosesor Exynos 2500 dengan Snapdragon 8 Elite pada seri ponsel flagship Galaxy S25. Penggantian ini terpaksa dilakukan karena hasil produksi chip Exynos 2500 dari pabrik Samsung Foundry sangat rendah dan tak memenuhi standar.

Biasanya, Samsung menggunakan chip Exynos untuk pasar di luar AS, China, dan Kanada. Namun karena masalah pada Exynos 2500, seluruh seri Galaxy S25 Ultra dan Galaxy S25/S25+ di semua negara akhirnya memakai Snapdragon 8 Elite buatan Qualcomm. Keputusan ini jelas membuat biaya produksi melonjak tajam.

Agar kejadian serupa tak terulang di seri Galaxy S26 mendatang, Samsung kini sedang berusaha keras memperbaiki tingkat keberhasilan produksi (yield rate) dari chip Exynos 2600. Targetnya, bisa mencapai angka 70%, yaitu standar umum agar chip layak diproduksi massal.

Exynos 2600 sendiri akan dibuat menggunakan teknologi fabrikasi 2nm dari Samsung. Namun saat uji coba, yield rate-nya baru 30%, angka yang masih jauh dari ideal. Bahkan jika Samsung menurunkan target ke 60%, tetap diperlukan perbaikan besar.

Sebuah akun teknologi di media sosial “X” (@Jukanlosreve) menyebut bahwa chip Exynos 2600 kemungkinan hanya akan digunakan pada Galaxy S26 dan S26+ versi Eropa. Sementara itu, pasar lain, terutama Amerika Serikat, tetap akan mendapat varian dengan Snapdragon 8 Elite 2 berbasis fabrikasi 3nm, yang disebut-sebut memiliki performa lebih baik dari Exynos 2600.

Samsung hanya ingin menghindari mengulangi kesalahan mahal seperti di Galaxy S25, di mana semua model harus menggunakan chip buatan Qualcomm. Perusahaan ini punya waktu hingga kuartal ketiga tahun ini untuk menyelesaikan desain Exynos 2600 agar bisa digunakan pada sebagian Galaxy S26 tahun depan.