Dalam beberapa hari terakhir, nama Soham Parekh jadi buah bibir di kalangan pegiat teknologi, khususnya para pendiri startup di Silicon Valley. Parekh, seorang software engineer asal India, diduga bekerja di beberapa perusahaan sekaligus tanpa sepengetahuan masing-masing perusahaan tempat ia bernaung.
Awal Kisah Viral
Cerita ini mencuat setelah Suhail Doshi, CEO Playground AI, menulis peringatan di X (dulu Twitter). “PSA: Ada orang bernama Soham Parekh (di India) yang kerja di 3-4 startup sekaligus. Dia memanfaatkan perusahaan-perusahaan YC (Y Combinator) dan lainnya. Hati-hati,” tulis Doshi.
Ternyata, setahun lalu Doshi pernah memecat Parekh dari Playground AI karena ketahuan rangkap kerja di perusahaan lain. Tapi, menurut Doshi, Parekh tetap melakukan hal yang sama sampai sekarang.
Postingan itu langsung viral dengan 20 juta tayangan, dan memicu para CEO lain ikut buka suara.
Flo Crivello, CEO Lindy (startup AI workflow), mengaku sempat merekrut Parekh, tapi langsung dipecat setelah tahu kasusnya. Matt Parkhurst, CEO Antimetal, juga pernah mempekerjakan Parekh sebagai engineer pertama mereka di 2022, tapi tak lama kemudian dilepas karena Parekh ketahuan “moonlighting” di tempat lain.
Bakat yang Tak Terbantahkan
Anehnya, meski reputasinya mulai tersebar, banyak yang tetap terkesan dengan kemampuan teknis Parekh. Rohan Pandey, eks engineer di Reworkd (startup AI), mengaku Parekh adalah salah satu kandidat terbaik dalam tes algoritma yang mereka adakan.
Namun, saat ditelusuri, banyak hal tentang Parekh yang janggal. Ia mengaku tinggal di AS, padahal setelah dilacak lewat IP saat Zoom, lokasinya terdeteksi di India. Kontribusi GitHub dan pengalaman kerja sebelumnya juga banyak yang tak masuk akal.
Parekh juga sempat diwawancarai oleh Adam Silverman dari Agency (startup AI agent), Roy Lee dari Cluely (AI cheat platform), hingga beberapa startup Y Combinator lainnya. Polanya sama: Parekh selalu tampil meyakinkan di wawancara, punya skill kuat di React (framework JavaScript), namun selalu memilih kerja jarak jauh dan sering jadwal wawancaranya diundur.
Pengakuan Soham Parekh
Akhirnya, Parekh muncul di acara Technology Business Programming Network (TBPN) untuk menceritakan versinya. Ia mengaku sudah kerja di banyak perusahaan sejak 2022, tanpa bantuan AI atau tim bayangan.
Parekh mengklaim bekerja 140 jam per minggu alias 20 jam sehari — sesuatu yang hampir mustahil dilakukan manusia normal. Alasan utamanya, ia mengaku sedang dalam masalah keuangan sehingga butuh banyak pemasukan.
Uniknya, meski butuh uang, Parekh justru memilih opsi gaji kecil dengan imbalan saham besar dari tiap startup tempat ia bekerja, sesuatu yang kontradiktif dengan alasan “butuh uang”. Ia juga mengaku mencintai pekerjaannya dan terlibat secara emosional dengan misi tiap perusahaan. Namun, ia mengakui tindakannya salah dan tidak menyarankan orang lain menirunya.
Apa yang Terjadi Sekarang?
Setelah viral, Parekh sempat mengumumkan bergabung di Darwin Studios, startup AI video remixing. Tapi, pengumuman itu segera dihapus, begitu pula oleh CEO Darwin, Sanjit Juneja.
Meski menuai kontroversi, Parekh tetap dipuji sebagai engineer berbakat. Beberapa pihak bahkan menduga Parekh akan memanfaatkan momen viral ini untuk membangun bisnis atau personal brand, sebagaimana banyak startup Silicon Valley yang “bermodal kontroversi” justru dapat suntikan dana besar. Apakah Parekh akan berakhir seperti Cluely, startup nyeleneh yang justru menggaet investasi $15 juta? Waktu yang akan menjawab.