Startup Persona Sukses Perangi Serbuan Bot di Era AI

Internet semakin dipenuhi oleh bot, bahkan saat ini sekitar 50% dari lalu lintas internet berasal dari bot, dan diperkirakan akan meningkat hingga 90% pada tahun 2030. Hal ini menjadi tantangan besar bagi perusahaan-perusahaan online, karena bot dapat digunakan untuk tindakan curang seperti membeli barang secara masif, membuat akun palsu, atau bahkan menipu sistem keamanan.

Masalah ini makin rumit dengan kehadiran kecerdasan buatan (AI), yang mampu meniru suara manusia, wajah, dan membuat identitas palsu. Di tengah situasi ini, sebuah startup bernama Persona hadir sebagai solusi.

Persona adalah perusahaan teknologi asal San Francisco yang menyediakan layanan verifikasi identitas untuk lebih dari 3.000 perusahaan besar, termasuk OpenAI, LinkedIn, Reddit, Etsy, DoorDash, dan Robinhood. Mereka menggunakan teknologi canggih seperti pengenalan wajah, pemindaian chip NFC di paspor, hingga pengujian keaktifan wajah untuk memastikan seseorang benar-benar manusia dan sesuai dengan identitasnya.

CEO dan pendiri Persona, Rick Song, mengatakan bahwa tantangan terbesar saat ini bukan lagi sekadar membedakan apakah pengguna adalah bot atau bukan, tapi lebih pada siapa yang berada di balik penggunaan AI tersebut dan apa tujuannya.

Pada April 2025, Persona berhasil mendapatkan pendanaan sebesar $200 juta (sekitar Rp3,2 triliun) dari beberapa investor besar seperti Ribbit Capital dan Founders Fund. Dengan total pendanaan mencapai $417 juta, valuasi perusahaan kini menyentuh angka $2 miliar.

Keunggulan Persona terletak pada fleksibilitas sistem verifikasinya. Setiap perusahaan bisa mengatur alur verifikasi (flow) yang berbeda sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk memesan minuman beralkohol, pengguna harus memverifikasi usia, sedangkan untuk pinjaman, prosesnya lebih ketat.

OpenAI menggunakan Persona untuk memverifikasi pengguna ChatGPT di 225 negara, termasuk menyaring mereka yang ada dalam daftar sanksi internasional. Coursera menggunakan Persona untuk menyesuaikan verifikasi berdasarkan jenis kelas yang diakses. DoorDash mengandalkan Persona untuk memverifikasi identitas para pengemudi sejak pandemi. Namun, keberhasilan Persona tak luput dari tantangan hukum. Perusahaan sempat digugat di Illinois atas dugaan pengumpulan data biometrik tanpa izin. Meski gugatan itu akhirnya dicabut, mereka tetap menegaskan bahwa privasi dan kepatuhan hukum adalah prioritas utama.

Persona kini bersaing dengan perusahaan besar seperti Clear Secure dan Jumio dalam pasar verifikasi identitas. Namun, pendekatan mereka yang fokus pada AI, efisiensi, dan otomatisasi membuat banyak perusahaan memilih Persona daripada membangun sistem verifikasi sendiri.

Ke depan, Persona berharap bisa membangun identitas digital yang bisa digunakan lintas platform. Artinya, pengguna hanya perlu memverifikasi diri sekali, lalu identitas tersebut dapat digunakan ulang di berbagai situs tanpa harus mengungkap data pribadi berulang kali. “Identitas online saat ini masih penuh ketidakpastian,” kata Song. “Tapi kami ingin menciptakan sistem identitas yang sepenuhnya dimiliki oleh pengguna, aman, dan dapat digunakan di mana saja.”