Banyak orang mungkin tidak terlalu memikirkan DNS, padahal inilah pintu gerbang utama setiap kali kita membuka sebuah situs atau aplikasi. Tanpa DNS, internet tidak akan berjalan mulus. Menariknya, ada satu alat lokal yang belakangan ramai dibicarakan karena kekuatannya, yaitu Technitium DNS Server.
Technitium disebut sebagai DNS lokal terbaik saat ini karena ringan dijalankan, mudah dipasang, dan punya fitur mendalam bagi yang ingin kontrol lebih. Selain itu, aplikasi ini lintas platform, bisa dijalankan di Windows, Linux, macOS, bahkan Raspberry Pi. Bagi yang terbiasa dengan Docker atau Proxmox, Technitium pun sudah siap dengan paket instalasi praktis.
Kenapa butuh DNS lokal?
Menggunakan DNS sendiri bukan sekadar soal teknis, tetapi juga soal privasi dan keamanan. Banyak penyedia layanan internet (ISP) memantau lalu lintas DNS pengguna, kemudian mengolah dan menjualnya untuk kepentingan iklan. Dengan DNS lokal seperti Technitium, aktivitas browsing bisa jadi lebih privat, cepat, sekaligus terlindungi. Bahkan pengguna bisa memblokir iklan maupun malware langsung di level DNS sebelum sempat masuk ke perangkat.
Selain privasi, manfaat lain adalah kecepatan. DNS lokal mampu menyimpan cache domain yang sering diakses sehingga pencarian berikutnya lebih singkat. Pengguna juga bisa mengarahkan domain tertentu ke server pribadi, membuat layanan self-hosted lebih mudah diakses tanpa ketergantungan pada perusahaan cloud besar.
Kemudahan instalasi dan fleksibilitas tinggi
Banyak orang mungkin berpikir menjalankan DNS server itu rumit. Faktanya, Technitium membuktikan sebaliknya. Proses instalasi tergolong sederhana, hanya perlu beberapa baris perintah jika dipasang di Proxmox atau Linux. Begitu berjalan, pengguna tinggal mengganti DNS perangkat dengan alamat IP Technitium agar semua lalu lintas menggunakan server tersebut.
Yang membuatnya istimewa, Technitium menggabungkan kemudahan ala Pi-hole dengan kekuatan kelas profesional seperti BIND atau PowerDNS. Ada fitur DNS over TLS, DNS over HTTPS, bahkan DNS over QUIC untuk enkripsi, dukungan split horizon DNS untuk membedakan akses internal dan eksternal, hingga DHCP server terintegrasi yang otomatis mencatat perangkat ke DNS.
Kontrol penuh di tangan pengguna
Fitur pemblokiran menjadi daya tarik utama. Pengguna dapat memasang daftar blokir populer untuk iklan, spyware, atau situs berbahaya. Kalau ingin, bisa juga menambahkan daftar sendiri. Bahkan setiap perangkat di jaringan bisa diberi aturan berbeda, misalnya anak-anak tidak bisa membuka situs tertentu, sementara perangkat kerja tetap bebas.
Satu hal yang patut diapresiasi, Technitium dikembangkan oleh satu orang saja namun progresnya konsisten. Sang developer bahkan sedang menyiapkan pembaruan besar berupa fitur clustering agar DNS tetap aktif meski salah satu server mati. Artinya, uptime jaringan bisa semakin terjamin.
Dalam dunia digital yang semakin sarat dengan isu privasi dan kontrol data, penggunaan DNS lokal seperti Technitium layak dipertimbangkan. Bukan hanya untuk kalangan teknisi, tetapi juga bagi pengguna rumahan yang ingin internet lebih cepat, aman, dan bebas dari iklan. Mengingat kemudahan instalasinya, Technitium bisa jadi pintu masuk banyak orang untuk mulai mengendalikan jaringan pribadi mereka sendiri.