Sebuah laporan dari pelapor rahasia (whistleblower) mengungkap dugaan pelanggaran siber besar-besaran yang melibatkan tim teknologi Elon Musk, DOGE. Insiden ini disebut terjadi di National Labor Relations Board (NLRB), lembaga pemerintah AS yang menangani hak-hak pekerja untuk berserikat.
Laporan tersebut dipublikasikan oleh organisasi Whistleblower Aid dan ditujukan kepada dua tokoh penting di Senat AS: Ketua Komite Intelijen dari Partai Republik, Tom Cotton, dan rekannya dari Partai Demokrat, Mark Warner.
Daniel Berulis, seorang staf IT di NLRB, mengatakan dalam kesaksiannya bahwa anggota tim DOGE memiliki akses sangat luas ke sistem internal NLRB yang menyimpan data sensitif. Ia mengklaim bahwa sejak awal Maret, ada gangguan pada sistem log (pencatatan aktivitas), serta penghapusan sekitar 10 gigabyte data dari jaringan NLRB.
Data yang dihapus itu diduga mencakup informasi bisnis milik perusahaan pesaing, data terkait serikat buruh, serta pengaduan praktik kerja tidak adil, termasuk pernyataan pribadi dari para pelapor. “Lonjakan semacam ini sangat tidak biasa karena biasanya data tidak pernah keluar langsung dari sistem NLRB,” ujar Berulis.
Lebih mengkhawatirkan lagi, Berulis juga melaporkan adanya upaya login dari alamat IP Rusia setelah insiden tersebut. Meskipun login tersebut ditolak karena kebijakan keamanan lokasi, kombinasi username dan password yang digunakan dinilai mencurigakan.
Usaha Berulis dan rekannya untuk melaporkan kejadian ini ke Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) disebut dihentikan oleh atasan mereka tanpa penjelasan. Tak lama kemudian, Berulis menerima ancaman di rumahnya berupa catatan dan foto dirinya yang diambil menggunakan drone. “Sekarang ada ketakutan besar untuk bicara. Orang-orang yang mencoba menghentikan ini justru disingkirkan satu per satu,” ungkapnya.
Pihak NLRB membantah adanya pelanggaran sistem dan menyatakan tidak ada insiden kebocoran data. Hingga berita ini diturunkan, tim Elon Musk, CISA, maupun FBI belum memberikan komentar resmi.