Trump Ingin iPhone Dibuat di Amerika, Tapi Harganya Bisa Rp.55 Jutaan

Pemerintahan Trump lagi-lagi bikin gebrakan! Kali ini, mereka mendorong Apple buat memindahkan produksi iPhone dari China ke Amerika Serikat. Tapi sayangnya, para analis industri teknologi langsung pasang kening berkerut. Kenapa? Karena ide ini dinilai terlalu ambisius dan nggak realistis buat dijalankan dalam waktu dekat.

Salah satu penyebabnya adalah tarif impor super tinggi yang baru aja diumumkan: 104% untuk barang-barang dari China, mulai berlaku Rabu ini. Saham Apple pun langsung anjlok hampir 5%. Wajar sih, soalnya Apple masih bikin sebagian besar iPhone-nya di China.

Walau Apple udah mulai nyebar pabrik ke India dan Vietnam sejak pandemi, faktanya nyaris semua komponen iPhone masih dibuat di luar Amerika. Menurut Dan Ives, analis dari Wedbush Securities, kalau iPhone benar-benar dirakit di AS, harganya bisa melonjak jadi sekitar $3.500 atau setara Rp55 jutaan! Bandingin deh sama harga iPhone sekarang yang sekitar $1.000.

“Kalau ini dipaksakan, bisa-bisa dunia teknologi berubah drastis dalam dekade ke depan,” kata Ives dalam catatannya.

Menurut analis dari Forrester, Dipanjan Chatterjee, merombak rantai pasokan global itu bukan kerjaan semalam. “Butuh biaya super mahal dan waktu yang panjang,” katanya.

Meski begitu, Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, tetap optimis. “Trump yakin kita punya tenaga kerja, sumber daya, dan kemampuan buat produksi iPhone di sini,” ujarnya. Ia juga nyebut Apple udah investasi $500 miliar di AS, sebagai bukti mereka percaya sama potensi dalam negeri.

Tapi jangan salah, dana $500 miliar itu nggak sepenuhnya buat pabrik iPhone. Ada yang buat pusat data, proyek Apple TV+, sampai pembangunan akademi teknologi di Michigan. Jadi, bukan berarti Apple siap total produksi iPhone di Amerika.

Beberapa analis masih kasih harapan. Gil Luria dari D.A. Davidson bilang, kalau dikasih waktu 5–10 tahun, Apple mungkin bisa mindahin sebagian produksi ke AS, apalagi kalau Amerika makin jago di bidang robotik dan otomasi. Tapi ya… itu kalau.

Untuk sekarang, Apple harus cari cara biar bisa tetap jalan di tengah tekanan tarif dan permintaan pemerintah. Dan CEO Tim Cook pun pasti lagi mikir keras. Soalnya, kebijakan yang berubah-ubah ini bikin bisnis besar kayak Apple susah buat ambil keputusan jangka panjang. Jadi, buat kamu yang lagi nabung beli iPhone, semoga aja produksinya nggak pindah total ke AS dulu, ya. Kalau iya, siap-siap dompet jebol.