Tutup Startup Untung Rp32 Miliar per Tahun, Buka Perusahaan Baru Bernilai Rp1,6 Triliun

Dua pendiri startup berusia 33 tahun ini pernah berada di puncak kepercayaan diri. Bisnis yang mereka bangun setelah keluar dari Google sudah menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari US$2 juta dan mencatatkan keuntungan sejak hari pertama beroperasi. Namun, di tengah proyeksi pertumbuhan yang menjanjikan, mereka justru mengambil keputusan ekstrem: menutup seluruh bisnis dan memulai dari nol.

Dhruv Amin dan Marcus Lowe adalah pendiri startup yang awalnya bernama Create, sebuah marketplace yang menghubungkan startup dengan engineer lepas serta alat bantu coding berbasis kecerdasan buatan. Pada September 2023, bisnis ini telah mencapai run rate sekitar US$2,2 juta per tahun dan diprediksi akan terus tumbuh pesat hingga 2024.

Segalanya berubah setelah kemunculan ChatGPT pada akhir 2022. Lonjakan kemampuan teknologi kecerdasan buatan generatif tersebut menjadi titik balik bagi Amin dan Lowe. Mereka melihat potensi AI yang bukan sekadar alat bantu, melainkan ancaman langsung terhadap model bisnis mereka. Jika AI mampu menulis kode layaknya manusia, peran engineer lepas yang menjadi tulang punggung marketplace mereka bisa saja tidak lagi relevan.

Di sisi lain, beralih total ke AI juga penuh risiko. Jika perkembangan teknologi tidak secepat yang diperkirakan, pelanggan bisa pergi dan perusahaan kehabisan dana. Setelah berbulan-bulan diliputi kecemasan dan diskusi internal, keduanya akhirnya mengambil keputusan sulit pada Oktober 2023. Mereka memangkas setengah dari tim kecilnya dan menghentikan seluruh operasi marketplace. Dalam hitungan minggu, kantor kembali kosong.

Langkah tersebut bukan tanpa keraguan, termasuk dari investor. Dengan modal ventura sekitar US$3 juta yang telah dikumpulkan, Amin dan Lowe harus menjelaskan mengapa target yang sebelumnya dijanjikan kini dibatalkan demi kembali ke titik nol. Pada saat itu, banyak pihak masih meragukan apakah AI benar-benar bisa membangun aplikasi nyata tanpa campur tangan manusia.

Perlahan, arah baru mulai terbentuk. Mereka merilis alat berbasis AI untuk membangun komponen aplikasi sederhana, seperti formulir login dan kalender. Uji coba tersebut memberi sinyal awal bahwa ada kebutuhan pasar untuk solusi coding tanpa interaksi langsung dengan developer. Keyakinan itu mendorong mereka melangkah lebih jauh.

Pada April 2025, perusahaan meluncurkan produk baru yang memungkinkan pengguna membangun bisnis online secara utuh, termasuk sistem autentikasi dan pembayaran, tanpa pengalaman coding sama sekali. Bersamaan dengan itu, nama perusahaan diubah menjadi Anything. Respons pasar datang cepat. Dalam dua minggu setelah peluncuran ulang, Anything mencatatkan run rate pendapatan tahunan sebesar US$2 juta.

Kini, Anything telah berkembang menjadi startup “vibe-coding” dengan valuasi mencapai US$100 juta, setelah mengamankan pendanaan US$11 juta pada September. Meski industri AI coding masih berada pada tahap awal dan menuai beragam penilaian, platform ini telah digunakan oleh pengguna non-teknis untuk membangun aplikasi komersial, mulai dari aplikasi salon rambut hingga alat pemantauan kesehatan gigi.

Bagi Amin dan Lowe, keputusan menutup bisnis yang sudah menguntungkan adalah pertaruhan besar yang diwarnai ketidakpastian. Namun, pengalaman tersebut membentuk identitas perusahaan yang siap bertahan menghadapi perubahan teknologi dan model bisnis. Mereka meyakini bahwa potensi AI dalam pengembangan aplikasi masih baru dimulai, dan apa yang bisa dibangun hari ini hanyalah awal dari lompatan yang lebih besar di masa depan.