Startup kecerdasan buatan (AI) World Labs yang didirikan oleh Fei-Fei Li resmi meluncurkan produk komersial pertamanya bernama Marble. Platform ini memungkinkan pengguna mengubah teks, foto, video, hingga tata letak 3D menjadi lingkungan tiga dimensi yang bisa diedit dan diunduh. Marble hadir dalam versi gratis dan berbayar, menawarkan cara baru dalam menciptakan dunia digital secara realistis.
Lompatan Besar dalam Model Dunia AI
Peluncuran ini datang setahun setelah World Labs keluar dari masa pengembangan tersembunyi dengan pendanaan sebesar 230 juta dolar AS. Marble menjadikan World Labs selangkah lebih maju dibanding pesaing seperti Decart, Odyssey, dan Genie dari Google. Berbeda dengan model lain yang menghasilkan dunia secara langsung, Marble menciptakan lingkungan 3D yang stabil dan bisa diunduh. Hasilnya lebih konsisten tanpa perubahan bentuk yang acak, serta dapat diekspor dalam format mesh, video, atau Gaussian splats.
Model ini juga menjadi yang pertama dengan alat pengeditan berbasis AI dan editor 3D hybrid bernama Chisel. Pengguna bisa membangun struktur dasar ruang terlebih dahulu sebelum AI mengisi detail visualnya, memberi pengalaman mengedit yang lebih alami dan kreatif.
Lebih Fleksibel dan Terkontrol
Justin Johnson, salah satu pendiri World Labs, mengatakan Marble merupakan kategori baru dari model AI yang menghasilkan dunia 3D secara utuh. Ia menegaskan fokus utama produk ini adalah memberikan kendali kreatif kepada pengguna, bukan menggantikan mereka. Dengan fitur seperti Chisel, pengguna dapat mengatur ulang objek di ruang 3D secara langsung, memperluas dunia yang sudah dibuat, atau menggabungkan beberapa dunia menjadi satu proyek besar.
Versi penuh Marble kini menerima banyak input, termasuk beberapa gambar atau video pendek dari berbagai sudut. AI kemudian membangun representasi digital realistis dari ruang tersebut, bahkan memungkinkan pengguna menciptakan dunia virtual dengan gaya visual tertentu.
Arah Baru untuk Industri Kreatif dan Robotika
Marble tersedia dalam empat paket berlangganan: gratis (empat kali generasi dunia 3D), standar seharga 20 dolar AS per bulan, pro 35 dolar AS per bulan dengan hak komersial, dan versi maksimal 95 dolar AS per bulan dengan seluruh fitur aktif.
Johnson memperkirakan penggunaan awal Marble akan banyak ditemukan di industri game, efek visual (VFX) untuk film, dan realitas virtual (VR). Dalam game, Marble bisa membantu pengembang menciptakan latar atau lingkungan tambahan yang kemudian dimasukkan ke dalam engine seperti Unity atau Unreal. Untuk produksi film, Marble memberi kontrol kamera dan adegan yang lebih presisi dibanding generator video AI biasa.
Meski belum fokus ke VR, Johnson menyebut industri tersebut sangat menantikan inovasi baru. Marble sudah kompatibel dengan headset Vision Pro dan Quest 3, serta semua dunia yang dihasilkan dapat langsung dilihat dalam format VR.
Di luar industri hiburan, Fei-Fei Li menilai teknologi ini dapat membantu pengembangan robotika dan sains. Dengan kemampuan menciptakan simulasi dunia 3D, Marble bisa menjadi alat pelatihan bagi robot dalam memahami lingkungan nyata. Li menyebut model ini sebagai langkah pertama menuju “kecerdasan spasial” — kemampuan mesin memahami dan berinteraksi dengan ruang tiga dimensi seperti manusia.
Menurut Li, jika model bahasa besar mengajarkan mesin untuk membaca dan menulis, maka Marble akan mengajarkan mereka untuk “melihat dan membangun.” Ia percaya kecerdasan spasial akan menjadi kunci menuju era baru AI yang benar-benar cerdas dan bermanfaat bagi sains, medis, hingga kehidupan sehari-hari.

