Zuckerberg Bikin Geger, Tawarkan Rp1,6 Triliun untuk Bajak Ilmuwan OpenAI dan Saingan Lainnya

Mark Zuckerberg, bos besar Meta (perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp), bikin heboh dunia teknologi. Lewat proyek barunya bernama Meta Superintelligence Labs (MSL), Zuckerberg mulai ‘membajak’ para ilmuwan dan peneliti top di bidang kecerdasan buatan (AI) dari OpenAI dan perusahaan teknologi lain.

Yang bikin kaget, tawaran gaji mereka bisa tembus $100 juta (sekitar Rp1,6 triliun) untuk tahun pertama saja, bahkan ada paket total yang nilainya mencapai $300 juta untuk empat tahun! Itu lebih besar dari gaji atlet bintang dunia.

Kenapa Zuckerberg Ngotot?

Perang talenta di dunia AI makin panas. Semua perusahaan besar berlomba-lomba mengamankan orang-orang jenius di bidang AI. Zuckerberg sendiri bahkan sampai turun tangan langsung, menemui calon karyawannya di rumah pribadinya di Palo Alto dan Lake Tahoe.

Bukan cuma soal gengsi, ini soal masa depan Meta. Zuckerberg nggak mau ketinggalan lagi kayak dulu waktu Facebook sempat telat masuk ke tren mobile. Dulu, dia ngejar ketinggalan dengan beli Instagram ($1 miliar) dan WhatsApp ($16 miliar). Sekarang, dia main lebih nekat — bukan beli perusahaan, tapi bajak individu-individu jenius AI.

Investasi Besar-besaran

Zuckerberg udah investasi $14 miliar ke perusahaan Scale AI dan merekrut pendirinya, Alex Wang, jadi Chief AI Officer di Meta. Nggak cuma itu, mantan bos GitHub, Nat Friedman, juga direkrut buat memimpin pengembangan produk AI di Meta.

Tapi langkah ini nggak berjalan mulus. Sam Altman, CEO OpenAI, ngerespon santai aksi Meta. Dia bilang, Meta emang dapet beberapa orang bagus, tapi banyak talenta terbaik OpenAI yang tetap setia. “Di industri ini, ada dua tipe orang: mercenaries (pemburu uang) dan missionaries (pejuang visi). Yang pejuang visi bakal menang,” kata Altman.

Uang Besar, Taruhan Besar

Perusahaan AI sekarang lagi cuan besar. OpenAI udah punya pendapatan $10 miliar per tahun, cuma 2,5 tahun setelah meluncurkan ChatGPT. Mereka optimis bisa tembus $125 miliar di 2029 dan $174 miliar di 2030.

Saingan lain, kayak Anthropic (didirikan eks OpenAI), juga ngebut. Pendapatannya naik empat kali lipat jadi $4 miliar per tahun.

Itulah kenapa Zuckerberg berani jor-joran. Tapi, ini tetap taruhan besar. Gaji super mahal, biaya server, dan investasi lain nggak akan masuk akal kalau AI nggak menghasilkan keuntungan luar biasa. Banyak bisnis kecil pakai AI gratisan, jadi pasar berbayarnya belum pasti.

China Ikut Main

Sementara itu, China mulai ngejar ketertinggalan. Model AI buatan DeepSeek dan Alibaba makin populer di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Beda sama AS, pemerintah China bisa ‘memaksa’ talenta terbaik kerja untuk negara.

Perang AI bukan cuma soal teknologi, tapi juga soal uang, talenta, dan geopolitik. Zuckerberg main agresif, Altman tetap pede, China siap ngejar. Siapa yang bakal keluar sebagai pemenang? Waktu yang akan menjawab.