Dulu, banyak mahasiswa teknologi bercita-cita bekerja di perusahaan besar seperti Meta atau Google. Namun, sekarang tren mulai berubah. Semakin banyak yang tertarik untuk bekerja di bidang teknologi pertahanan.
Sejak beberapa tahun terakhir, minat terhadap industri pertahanan semakin meningkat. Banyak mahasiswa Amerika yang awalnya menghindari perusahaan yang berhubungan dengan keamanan nasional, kini justru bersemangat untuk berkontribusi di bidang ini. Mereka mulai mengambil kelas terkait seperti “Hacking for Defense”, magang di lembaga keamanan seperti NSA dan CIA, bahkan mendirikan startup yang berfokus pada teknologi militer seperti Palantir.
Perubahan ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk meningkatnya ketegangan geopolitik dan semakin besarnya peran teknologi dalam pertahanan. Dulu, perusahaan yang bekerja sama dengan pemerintah dalam pengembangan teknologi militer dianggap kontroversial. Kini, justru semakin banyak yang melihatnya sebagai peluang untuk membuat dampak besar.
Minat terhadap kursus yang berhubungan dengan pertahanan pun meningkat drastis. Kampus-kampus mulai membuka program dan pusat penelitian khusus untuk mendukung inovasi di bidang ini. Beberapa startup yang berfokus pada teknologi pertahanan juga mulai bermunculan dan mendapatkan pendanaan besar dari investor.
Banyak yang melihat tren ini sebagai bagian dari perubahan besar di dunia teknologi. Dengan semakin pesatnya perkembangan kecerdasan buatan, drone, dan sistem keamanan siber, bekerja di bidang pertahanan kini dianggap sebagai pilihan karier yang menjanjikan dan bermakna. Namun, ada juga yang khawatir bahwa ketertarikan ini lebih didorong oleh keuntungan finansial dibandingkan niat untuk menjaga keamanan global.
Bagaimanapun, satu hal yang pasti: industri pertahanan kini menjadi daya tarik baru bagi para lulusan teknologi. Apakah ini akan membawa dampak positif atau justru menimbulkan tantangan baru? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.